Sesi ini menekankan pentingnya dipenuhi oleh Roh Kudus dalam kehidupan seorang Kristen. Pembicara berulang kali menyoroti bahwa kepemimpinan Roh Kudus memungkinkan seseorang untuk melakukan perbuatan-perbuatan besar dan hidup dalam kasih karunia yang tak terbatas, seperti yang diteladankan oleh Yesus. Khotbah ini juga membahas peran Roh Kudus dalam memberitakan kebenaran dan mempersiapkan umat Tuhan untuk hari Tuhan yang dahsyat, yaitu zaman di mana langit dan bumi yang baru akan ada. Selain itu, dijelaskan bagaimana pemahaman yang akurat tentang Yesus Kristus hanya dapat dicapai melalui pewahyuan Roh Kudus, bukan melalui keinginan atau pemikiran manusiawi.
Pentingnya Roh Kudus dalam Kehidupan Orang Percaya
Pertemuan ini bertujuan untuk menegaskan bahwa Allah akan memberikan yang terbaik dan lebih banyak lagi.
Kita dikumpulkan karena nama-Nya, bukan karena kehendak manusia, dan Roh Kuduslah yang bergerak di dalam diri kita untuk mengubahkan.
Allah selalu bekerja dalam hidup kita, dan karena itu, kita adalah untuk Allah, bukan hanya Allah bagi kita.
Diyakini bahwa hari ini adalah hari yang baru di mana level orang percaya akan dinaikkan dan bertemu dengan firman.
Destinasi kita besar, dan bukan kemampuan atau pengalaman manusia yang bekerja, melainkan hanya Roh Kudus yang bergerak.
Penting untuk membangun manusia roh kita.
Kuasa dalam Nama Yesus dan Kebenaran
Hanya nama Yesus yang ditinggikan dan dimuliakan dalam hidup, keluarga, kota, dan bangsa.
Firman menerangi jalan dan sebagai perisai iman melindungi dari segala kekurangan.
Dalam Yesus ada sumber pengharapan dan kemenangan yang pasti tersedia.
Kebenaran yang membebaskan akan selalu memberikan kekuatan untuk menghadapi segala tantangan, karena Dia setia menjaga dengan kuasa-Nya yang mulia.
Ada pengharapan dalam kuasa-Nya dan kemenangan dalam nama-Nya.
Hanya Yesus yang patut disembah, Dia yang bertahta dan memerintah sekarang hingga selama-lamanya.
Deklarasi Kehidupan dan Kemenangan
Orang percaya harus mendeklarasikan: "Aku akan hidup, aku tidak akan mati, kuasa kebangkitan Kristus ada di dalamku dan aku bebas dalam nama Yesus".
Kerajaan Allah adalah kerajaan yang tidak dapat digoncangkan, dan orang percaya akan mendorong mundur kegelapan dan menerangi.
Pemerintahan Tuhan harus nyata dalam diri kita, bukan pemerintahan manusia.
Kerajaan manusia tidak akan bertahan melawan Allah, dan kegelapan tidak akan bertahan melawan terang Tuhan.
Orang percaya akan menjadi lebih baik hari demi hari karena hidup dalam terang-Nya, sehingga kegelapan dan kerajaan manusia akan menyingkir.
Penyerahan dan Ketergantungan pada Roh Kudus
Ada penyerahan total dan hidup untuk Tuhan.
"Roh Kudus, Engkau disambut, datang dan bergerak di tempat ini," memohon api dan kuasa-Nya agar kita tidak lagi sama.
Doa adalah agar Roh Kudus memiliki jalan-Nya dan bergerak bebas.
Orang percaya bersyukur karena Roh Kudus menuntun untuk dapat memanifestasikan kehidupan kerajaan Allah.
Tidak mengandalkan pikiran atau pengalaman sendiri, melainkan hanya Roh Kudus yang dapat diandalkan.
Kita ada bagi Tuhan dan bagi nama-Nya, agar nama-Nya terpuji di atas kota-kota dan bangsa-bangsa, menjadi berkat bagi orang lain.
Generasi Pemenang dan Kepemimpinan Roh Kudus
Generasi pemenang memiliki ciri: rohnya penurut, jiwanya mengikut, dan tubuhnya melakukan (melaksanakan), sesuai Matius 21:46.
Manusia cenderung mengatur Roh Kudus berdasarkan pemikirannya sendiri, padahal Yesus sendiri dipimpin oleh Roh Kudus dan tidak menggunakan kekuatan-Nya sendiri.
Dipimpin oleh Roh Kudus berarti memberi tempat bagi-Nya untuk memimpin kemana saja, tanpa kontribusi pemikiran manusia.
Banyak orang hanya memanfaatkan Roh Kudus untuk kepentingan dan keinginan pribadi.
Iblis pun mengakui otoritas Roh Kudus (contoh: iblis menunggu 40 hari di padang gurun). Manusia tidak seharusnya mencoba mengatur Roh Kudus.
Rasul Paulus mengingatkan untuk penuh dengan Roh Kudus agar tidak ada aspek anatomi kehidupan (jiwa, pikiran, perasaan, kehendak, tubuh) yang ingin mengatur atau menuntut.
Orang yang mencoba mengatur Roh Kudus tidak penuh dengan Roh.
Iblis tidak bodoh, ia menggunakan pikiran manusia untuk sabotase (contoh: melalui Petrus).
Tanpa penuh dengan Roh, tidak ada kepemimpinan Roh Kudus, karena manusia diciptakan dengan kehendak bebas dan Allah tidak pernah memaksa kehendak manusia.
Manifestasi Kuasa Roh Kudus (Lukas 4:14)
Yesus kembali ke Galilea dalam kuasa Roh, dan kabar tentang Dia tersiar di seluruh daerah.
Roh Kuduslah yang menyiarkan kabar tersebut, menemukan orang-orang yang akurat di dalam Tuhan di mana-mana.
Orang pertama dalam Alkitab yang dikatakan penuh dengan roh adalah Bezalel, seorang seniman dan ahli menempa, yang dipilih Roh Kudus.
Dampak kepemimpinan Roh Kudus adalah kemampuan untuk menyampaikan kabar baik, pembebasan, penglihatan, dan tahun rahmat Tuhan.
Banyak orang ingin melompat cepat tanpa melalui proses atau tahapan; Roh Kudus tidak bisa ditipu oleh perkataan.
Penuh dengan roh berarti tidak memberi sedikit pun tempat bagi keinginan, nafsu, atau ambisi pribadi, sehingga mudah dipimpin (seperti anjing dirantai, nurut tanpa paksaan).
Masalah utama dalam kehidupan rohani yang maju mundur bukanlah iblis, melainkan kedagingan.
Ketika seseorang berada dalam kuasa Roh Kudus, apa saja yang diucapkan akan mengalir kuasa Roh Kudus, dan mereka memiliki sudut pandang Roh Kudus.
Fokus Perhatian dan Kasih Karunia
Ketika Yesus membaca firman di sinagoge, mata semua orang tertuju pada-Nya.
Tuhan dapat mengunci perhatian manusia (meskipun memiliki kehendak bebas) dengan memberikan kehausan dan kelaparan akan firman dan Tuhan.
Kata-kata Yesus indah dan mempesona karena diucapkan dalam kuasa Roh Kudus.
Pikiran manusia yang lahiriah dapat menyabotase dengan melihat hal-hal fisik (Yesus anak Yusuf), tetapi batin akan terpesona oleh Kristus.
Kita hidup di masa di mana Roh Kudus diberikan tanpa batas, Roh Kudus yang sama yang memenuhi dan memimpin Yesus.
Perbuatan yang besar bukan hanya besar di mata Tuhan tetapi tidak diakui dunia; itu harus berdampak mendunia dan diakui oleh surga dan bumi.
Maleakhi 4:5-6 menyebutkan misi Nabi Elia untuk membalikkan hati bapak kepada anak dan anak kepada bapak, agar bumi tidak musnah.
Jika kebenaran ini terjadi, Allah akan tetap memelihara langit dan bumi.
Hidup dalam pola kebenaran berarti menghasilkan figur dan kepribadian yang benar, mengizinkan Roh Kudus menggunakan firman-Nya.
Firman Tuhan adalah pedang Roh, dan hanya Roh yang tahu bagaimana menggunakannya; jangan memilih-milih ayat, itu menolak kepemimpinan Roh Kudus.
Roh Kudus sanggup memisahkan roh dan jiwa sehingga kita dapat melihat dan membedakan asal-usul kesadaran.
Pekerjaan Roh Kudus dalam Skala Global dan Janji Masa Depan
Upaya manusia untuk menginjili seluruh dunia terbatas; hanya Roh Kudus yang dapat menjangkau seluruh dunia.
Roh Kudus tahu apa yang dibutuhkan dunia (terang di kegelapan), bahkan lebih dari keinginan manusia (misal: perubahan karakter vs. dana).
Pekerjaan yang lebih besar adalah menjelang hari Tuhan yang dahsyat, di mana tatanan langit dan bumi terpelihara karena adanya orang-orang yang hidup dalam pola kebenaran.
Janji langit yang baru dan bumi yang baru di mana terdapat kebenaran (2 Petrus 3:13, Yesaya 65:17, 66:22).
Allah tidak punya "plan B," Dia hanya punya satu rencana: langit dan bumi akan tetap ada di hadapan-Nya selamanya, tidak dihancurkan.
Orang-orang yang didapati tinggal di sana adalah orang-orang yang hidup dalam pola kebenaran.
Kepergian Yesus kepada Bapa adalah supaya Roh Kudus datang untuk melakukan "sentuhan akhir" (finishing touch) dan menggenapi janji-janji Allah.
"Hari Tuhan" bukanlah hari kiamat bagi orang percaya, melainkan hari yang dahsyat, masa atau periode Tuhan.
Roh Kudus yang sama yang menyiapkan Yesus akan menyiapkan orang percaya.
Apa yang dikerjakan Roh Kudus di dalam Kristus juga dikerjakan dalam diri kita.
Hidup dalam Kasih Karunia (Yohanes 1:14)
Orang-orang kebenaran hidup penuh kasih karunia, dan dunia akan mengakui mereka.
Kasih karunia adalah kemampuan yang hanya dimiliki Allah, memungkinkan kita menanggung, melewati, dan mengatasi kesulitan, bahkan memberkati orang yang membenci.
Hidup dalam kasih karunia akan mengubah doa kita menjadi menjawab kebutuhan Tuhan, bukan hanya kebutuhan diri sendiri.
Seperti Rasul Paulus yang sanggup melewati penderitaan, kelaparan, dan dipukuli karena kasih karunia Allah ada padanya.
Kasih karunia menguatkan dan memanifestasikan kekuatan Allah dalam hidup kita.
Firman yang menjadi manusia melalui Roh akan diam di antara kita dan kita akan melihat kemuliaan Allah.
Doa dapat digagalkan jika tidak sesuai kehendak Tuhan; banyak orang meminta yang salah, mencari kegembiraan (produk jiwa) daripada sukacita (spirit).
Era sekarang adalah zaman hidup oleh kepenuhan kasih karunia bagi gereja-Nya, karena Yesus telah pergi kepada Bapa dan mencurahkan Roh Kudus.
Yesus terus hidup dalam ketaatan, bahkan setelah bertahta di surga (contoh Stefanus melihat Yesus berdiri).
Bezalel: Teladan Dipenuhi Roh Kudus
Tuhan memerintahkan Musa untuk membuat Kemah Suci dan perabotannya sesuai dengan pola (patron) yang ditunjukkan Tuhan.
Bezalel (dari suku Yehuda), seorang ahli ukir dan kayu, dipenuhi dengan Roh Allah dengan keahlian, pengertian, dan pengetahuan dalam segala macam pekerjaan untuk membuat rancangan Kemah Suci dengan akurat.
Bezalel adalah orang pertama di Perjanjian Lama yang dicatat dipenuhi Roh Kudus untuk karya ilahi.
Ini menjadi petunjuk bahwa Yesus (dari suku Yehuda, anak tukang kayu) adalah satu-satunya yang dapat membangun Bait Suci Allah yang sebenarnya dengan akurat.
Keterampilan yang kita miliki harus dibutuhkan Tuhan untuk rencana-Nya, bukan hanya untuk tampilan pribadi.
Ketaatan membutuhkan keterampilan, yaitu mengetahui hukum Tuhan dan apa yang menyenangkan hati-Nya, untuk menjadi akurat dalam rencana agung Tuhan.
Pekerjaan Roh Kudus memungkinkan Bezalel memahami instruksi Musa dengan akurat, bahkan ketika Musa mungkin hanya menyampaikan 70%.
Pencurahan Roh Kudus Setelah Kebangkitan Yesus (Yohanes 20)
Murid-murid ketakutan setelah Yesus bangkit, berkumpul di balik pintu terkunci.
Yesus datang, menunjukkan tangan dan lambung-Nya, dan berkata "Damai sejahtera bagimu".
Para murid bersukacita melihat Tuhan, menjadi saksi kehidupan, pelayanan, kematian, kebangkitan, dan kenaikan Yesus.
Namun, mereka belum menjadi saksi dari apa yang dilakukan Yesus selama tiga hari di neraka.
Petrus, setelah dipenuhi Roh Kudus, dapat bersaksi tentang Yesus yang pergi memberitakan Injil kepada roh-roh di penjara (1 Petrus 3:18-20), menunjukkan Roh Kudus melengkapi kesaksian mereka.
Yesus berkata, "Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga Aku mengutus kamu".
Yesus menghembusi mereka dan berkata, "Terimalah Roh Kudus".
"Menghembusi" mengingatkan pada Allah menghembuskan nafas hidup (zoe) ke dalam manusia di Kitab Kejadian.
Roh Kudus yang dihembuskan Yesus adalah Roh Kudus yang memiliki reputasi, yang telah menyertai Yesus ke neraka, memenangkan setiap situasi, membangkitkan-Nya, dan mendudukkan-Nya di takhta surga.
Yesus tidak mengirim Roh Kudus yang "KW2" (kualitas rendah), melainkan Roh Kudus yang sama, tidak terbatas.
Manusia sering membatasi Roh Kudus karena pikiran daging, menciptakan "huru-hara" yang menghalangi pekerjaan Allah.
Wahyu Yesus Kristus (Wahyu 1:1)
Kita memasuki zaman pewahyuan Yesus Kristus.
Banyak yang mengenal Yesus hanya secara permukaan; hanya Roh Kudus yang sanggup melengkapi pemahaman kita tentang Yesus Kristus seutuhnya.
Wahyu ini diberikan oleh Bapa kepada Yesus Kristus untuk ditunjukkan kepada hamba-hamba-Nya apa yang harus segera terjadi.
Kita harus melihat Yesus Kristus sama seperti Bapa melihat-Nya.
Karena Yesus telah pergi kepada Bapa, Roh Kuduslah yang menunjukkan pewahyuan ini kepada kita.
Kitab Wahyu, meskipun berisi gambaran yang menyeramkan, adalah bagian dari pewahyuan tentang Yesus Kristus yang lengkap.
Gereja yang dapat merepresentasikan Yesus Kristus dengan jelas dan jernih adalah gereja yang hidup di dalam, oleh, dipimpin, dan dikuasai Roh Kudus.
Pemahaman yang lahiriah dan kebiasaan "my way" menghalangi penerimaan pewahyuan ini.
Pewahyuan Yesus Kristus sudah ada di dalam diri kita (karena memiliki Roh Kristus/Roh Kudus), dan perlu ditampilkan ke jiwa dan tubuh kita.