Understanding the Book of Revelation: Revealing Christ - Ps. Djonny Tambunan
Sesi pengajaran ini membahas secara mendalam Kitab Wahyu. Pembicara menekankan bahwa Wahyu adalah wahyu Yesus Kristus yang utuh, bukan tentang ketakutan, melainkan tentang penyingkapan diri Kristus. Diskusi juga mencakup pentingnya hidup selaras dengan pewahyuan Tuhan dan peran Roh Kudus yang tidak terbatas dalam menyingkapkan kebenaran. Selain itu, pembicara mengkritik praktik keagamaan yang membatasi Roh Kudus dan mendorong pendengarnya untuk memiliki pemahaman yang akurat tentang Kitab Suci melalui penerangan mata hati.
Yesus Kristus yang Utuh dan Nubuatan
Kita hidup di masa pewahyuan Yesus Kristus yang utuh. Kitab Wahyu adalah wahyu Yesus Kristus yang dikaruniakan Allah kepadanya untuk ditunjukkan kepada hamba-hamba-Nya apa yang harus segera terjadi. Pewahyuan ini disampaikan melalui malaikat yang diutus kepada Yohanes, yang kemudian diperintahkan untuk menuliskannya.
Banyak hal dalam Kitab Wahyu (pasal 1-22) adalah nubuatan.
Berbahagialah orang yang membacakan, mendengarkan, dan menuruti kata-kata nubuat ini, karena waktunya sudah dekat.
Hidup selaras dengan Tuhan hanya bisa terjadi apabila seseorang menuruti apa yang tertulis dalam pewahyuan tentang Yesus Kristus.
Kitab Wahyu tidak berbicara tentang ketakutan; Roh Kudus (Penghibur) tidak akan memberikan ketakutan, melainkan penghiburan.
Segala sesuatu yang tertulis di Kitab Wahyu menyingkapkan tentang Yesus Kristus, termasuk wanita Izebel dan iblis yang dibelenggu. Banyak orang salah mengira bahwa pembelengguan iblis adalah pewahyuan tentang iblis, padahal itu adalah pewahyuan tentang pribadi Yesus Kristus.
Seorang malaikat biasa dapat membelenggu iblis, menunjukkan bahwa tidak perlu berteriak-teriak untuk membelenggu iblis atau membayangkan belenggu fisik; ini adalah hal yang spiritual, bukan lahiriah atau jasmani.
Pentingnya Wahyu dan Bahaya Memilih-milih
Amsal 29:18 menyatakan bahwa bila tidak ada wahyu dari Tuhan dan firman-Nya, orang-orang menjadi tidak terkendali (liar/binasa). Hidup akan tidak terkendali jika hanya melihat Kitab Wahyu secara penggal-penggal tentang Yesus Kristus.
Memilih-milih ayat yang disukai (misalnya Wahyu 12, 19, 22) adalah kebodohan di hadapan Tuhan di zaman sekarang.
Kita hidup di masa di mana Kristus telah pergi kepada Bapa, dan Roh Kudus mewahyukan, tetapi banyak yang memilih-milih pewahyuan sesuai keinginan diri sendiri, yang merupakan hal yang celaka.
Berbahagialah dan diberkatilah orang yang menaati hukum Allah. Kitab Amsal (Salomo) dan Kitab Wahyu (Yohanes) mengkonfirmasi bahwa menaati membawa kebahagiaan.
Tuhan ingin kita mengetahui zaman di mana kita hidup. Percaya pada apa yang Yesus katakan, bahwa Dia akan kembali.
Percaya adalah aspek penampilan pada jiwa. Jika tidak percaya seutuhnya dan pilih-pilih, iman yang utuh yang Tuhan taruh dalam roh tidak akan tampil sempurna pada jiwa. Orang yang tidak percaya disebut bimbang, yang merupakan aspek jiwa.
Roh memang penurut (abadi), tetapi daging lemah. Roh menuruti kehendak Tuhan.
Jika orang tidak dapat melihat apa yang Tuhan sedang lakukan, mereka akan sangat diberkati ketika mereka memperhatikan apa yang Dia ungkapkan.
Kehidupan di Masa Kini dan Penggenapan Harapan Pahlawan Iman
Kita hidup di masa di mana pewahyuan Yesus Kristus menjadi jelas.
Para hamba Tuhan dan pahlawan iman sebelumnya (misalnya Abraham) melihat janji-janji Tuhan tetapi tidak sempurna tanpa kita, karena penggenapannya ada pada masa kita.
Mereka rela mati karena mereka melihat dalam iman bahwa Roh Kudus akan beroperasi, mengendalikan, dan memimpin hidup kita di masa depan. Harapan merekalah yang membuat mereka tenang meninggalkan dunia ini.
Abraham mati tanpa memperoleh apa-apa di masa hidupnya, bahkan sebuah bangsa pun belum dibangun, tetapi dia percaya akan janji Tuhan bahwa dia akan menjadi sebuah bangsa dan melihat dalam iman generasi tersebut.
Kita harus memenuhi harapan para pahlawan iman tersebut.
Roh Kudus Tanpa Batas
Roh Kudus adalah Roh Kudus tanpa batas yang telah bekerja dengan Allah dan Kristus. Sekarang, orang percaya memiliki Roh Kudus yang sama tanpa batas ini.
Yesus tidak pernah menjadi misteri karena dijamin oleh Tuhan bahwa yang Dia kirim, yang kita miliki, yang bekerja dan memimpin kita adalah Roh Kudus yang sama tanpa batas.
Banyak orang tidak menyadari kekayaan yang mereka miliki dalam Roh Kudus tanpa batas ini, seperti orang kaya yang hanya menggunakan sedikit uangnya atau petani yang membeli truk 32 ton untuk mengangkut satu kuintal hasil bumi. Mereka membatasi Roh Kudus.
Gerakan Pentakosta lenyap karena mereka menyetop (membatasi) Roh Kudus dan berpusat pada karunia-karunia (seperti glossolalia/bahasa roh sebagai bukti keselamatan). Ini disebut "api asing". Nadab dan Abihu mati disambar api oleh Tuhan karena membawa api asing. Semangat seseorang harus diperiksa asalnya.
Pewahyuan Yohanes di Patmos dan Pengertian Rohani
Yohanes ditangkap dan berada di pulau Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian Yesus, pada masa Kaisar Nero.
Kitab Wahyu menggunakan bahasa sandi (misalnya "binatang" untuk Kaisar Nero) yang dimengerti oleh ketujuh jemaat. Hikmat Allah memungkinkan Yohanes menulis hal-hal yang sudah dimengerti oleh jemaat.
Yohanes dikuasai oleh Roh pada Hari Tuhan. "Hari Tuhan" adalah berbicara tentang waktu Allah dalam alam kekekalan, dari kekekalan sampai kekekalan. Yohanes mendengar suara nyaring seperti bunyi sangkakala dari belakangnya. Ini bukan suara lahiriah atau jasmani. Suara dari belakang itu berbicara tentang suara dari dalam batinmu, yang mengandung tujuan dan pengertian. Suara itu adalah Tuhan dari dalam batinmu.
Ketika Yohanes "berpaling untuk melihat suara", ini adalah hal yang spiritual, bukan gerakan fisik. Dia memeriksa dari dalam dirinya apakah itu suara pikiran atau hati nurani.
Dia melihat tujuh kaki dian dari emas, yang melambangkan angka kesempurnaan (7) tentang pribadi Allah, tindakan Allah, dan pengampunan Allah. Ini adalah penglihatan spiritual.
Kitab Wahyu tidak bisa ditafsirkan dengan akal pikiran; membutuhkan Roh Kudus yang tanpa batas.
Penebusan Utuh dan Mata Hati yang Terang
Orang percaya dimeteraikan dengan Roh Kudus yang dijanjikan, yang merupakan jaminan penebusan yang menjadikan kita milik Allah.
Penebusan yang Yesus bayar adalah seutuhnya, bukan hanya pengampunan dosa, tetapi juga untuk bisa mengerti, memahami, dan mendapatkan penjelasan yang jelas dari Tuhan.
Paulus berdoa agar Allah memberikan roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar dan akurat, serta menjadikan mata hati (pengertian) terang.
Tuhan memiliki pengharapan bagi kita dan memanggil kita. Dia berharap kita mengerti apa yang Dia harapkan, bukan hanya melakukan banyak mukjizat.
Tuhan berharap kita mengerti betapa kayanya kemuliaan bagian yang telah ditentukannya (ditakdirkan) bagi orang kudus. Banyak orang meminta hal-hal kecil (picisan) dari Roh Kudus. Betapa hebatnya kuasa Tuhan bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya. Kuasa ini sama dengan yang membangkitkan Kristus dari kematian dan mendudukkan-Nya di sebelah kanan Allah.
Kuasa ini mengubah hidup kita dan menempatkan kita jauh lebih tinggi dari segala pemerintahan, penguasa, kekuasaan, dan kerajaan, bukan hanya di dunia ini tetapi juga di dunia yang akan datang.
Segala sesuatu telah diletakkan di bawah kaki Kristus. Karena kita manunggal dengan Kristus, segala sesuatu juga ada di bawah kaki kita.
Doa yang kuat adalah memohon agar Tuhan membuka mata hati kita, memancarkan terang kebenaran-Nya, dan menyingkapkan kekayaan kemuliaan warisan yang sudah ditakdirkan.
Di surga, kita bukan menjadi asisten, melainkan termasuk dalam Anak Domba dan duduk bersama di takhta Allah dan Anak Domba. Kita tidak pernah menjadi asisten karena Allah tidak mengingkari janji-Nya dan Yesus memberikan Roh Kudus yang sama yang akan menjadikan kita duduk bersama-sama. Dalam hukum Yahudi, suami dan istri menjadi satu.
Tingkat Penglihatan dan Kehendak Tuhan
Wahyu pasal 1 adalah kunci yang akan membuka semua wahyu yang lain.
Yohanes melihat pintu terbuka di surga dan dipanggil untuk "naiklah kemari" untuk ditunjukkan apa yang akan terjadi sesudah ini. Ini berarti melihat apa yang akan terjadi pada hidup kita sendiri.
Pada level awal (Wahyu 1), Yohanes melihat keburukan dan hal-hal yang rusak dari gereja-gereja.
Ketika naik level (Wahyu 4), pandangan akan berubah; tidak ada lagi tujuh gereja yang cacat, melainkan terlihat takhta. Ini adalah realitas yang suatu hari akan terwujud di bumi.
Fokus pada masalah gereja adalah level yang lebih rendah; Tuhan ingin kita melihat tingkat penglihatan yang lebih tinggi, yaitu takhta. Wahyu 22 menunjukkan tingkat takhta yang lebih tinggi lagi.
Banyak hal dalam alam dan kerangka waktu kekekalan yang belum terwujud di bumi ini. Allah berjanji akan menjadikan langit baru dan bumi baru yang berisi kebenaran.
Jangan memaksakan hal-hal terjadi pada masa kita; Roh Kudus tahu waktunya (timing-nya). Para pahlawan iman tetap teguh meskipun tidak menerima janji di masa mereka karena mereka melihat dalam kerangka waktu kekekalan dan percaya kebenaran itu akan bermanifestasi.
Tidak Takut Mati dan Memahami Destiny
Banyak orang takut mati dan mencari segala cara untuk menghindarinya.
Para hamba Tuhan besar seperti Watsmany dan George Whitefield meninggal muda (umur 55-56) tetapi mereka teguh dan kuat karena mereka sudah melihat dan mengerti, mata hati mereka sudah terang.
Iman adalah seperti panca indra ke alam waktu (kerangka waktu) Allah, memungkinkan mereka melihat masa depan.
Pemahaman tentang destiny (tujuan hidup) menghilangkan ketakutan akan kematian. Jika destiny sudah tercapai di usia tertentu, tidak perlu berharap hidup lebih lama tanpa tujuan.
Roh Kudus menunjukkan apa yang akan segera terjadi di bumi ini dan membantu kita menyesuaikan diri dengan waktu dan zaman.
Pelayanan dan Keintiman dengan Roh Kudus
Ketika melayani (misalnya di acara penghiburan), fokus harus pada memberikan penghiburan yang sejati, bukan justru menambah duka.
Seorang hamba Tuhan tidak boleh diatur-atur mengenai topik atau penekanan khotbah, karena ini bisa berbahaya.
Jangan punya ambisi untuk menjadi hamba Tuhan, karena cobaan dan pencobaannya tinggi dan makin halus.
Penceramah menolak diatur dan bahkan pernah di-blacklist dari gereja karena menyampaikan kebenaran, bukan karena ingin membuat masalah. Ini dianggap "merdeka" dari beban.
Jangan atur Roh Kudus, berbahaya jika mengatur-Nya. Orang yang menghalangi Roh Kudus sering berkata "Roh Kudus belum ngomong apa-apa" karena mereka sedang berpikir dan mengulas sendiri.
Hidup dalam Roh Kudus itu sederhana; Roh Kudus adalah pribadi yang harus diakrabi. Keintiman dengan Roh Kudus akan buyar jika kita mulai memanfaatkan Dia.