Langsung ke konten utama

SAAT TEDUH 5 JULI 2020 - GEREJA, SUMBER ANUGERAH, RUMAH DAN KITA


Bacalah terlebih dahulu: 1Samuel 1:8-11, 1 Samuel 2:18,19,26


 Elkana adalah gambaran seseorang yang disebut sumber anugerah.
Sumber anugerah utama adalah seperti kunci sorga buat hidup kita, hal yang vital yang harus menjadi fokus hidup kita, dan menjadi manusia yang paling penting dalam hidup kita.

 Hana adalah gambaran tentang rumah. Pertumbuhan hanya ada apabila rumah terbangun, kehidupan hanya ada yang berkenan kepada Allah apabila rumah rohani terbangun, tidak ada semuanya itu tanpa rumah.

 Samuel artinya adalah orang yang mendengarkan suara Tuhan.
Kita harus alami ketika ibadah, ketika ada Firman Tuhan, ketika kita sedang tidur, sedang beraktifitas, kita memiliki kepekaan untuk tahu apa yang Tuhan inginkan dan dengan segera kita lakukan. Dimulai dari kata mendengar.

1. Tuliskan korelasi antara Elkana, Hana, dan Samuel!


*Elkana, sebagai sumber anugrah, pertama-tama menerima segala kekayaan rohani dari sorga, mengalirkannya ke dalam rumah, termasuk memberikan input dari firman yang segar yang diterimanya dari Tuhan.*


*Samuel, yang ada dalam rumah menerima semua yang diterima dari sumber anugerah dan yang sudah disalurkan ke dalam rumah atas bimbingan, perlindungan dan arahan Hana.*


2. Tuliskan juga korelasi sumber anugerah, rumah rohani, dan kita!

*Peran sumber anugerah tidak tergantikan karena penunjukkanNya dan panggilanNya.  GEREJA atau jemaat HARUS TERBANGUN MENJADI  RUMAH ROHANI, seperti Hana. Dan RUMAH HARUS MELAHIRKAN ANAK.  Kita sebagai anak harus dibangun dan dibentuk menjadi PUTRA (huios).*

3. Sebagai anak dalam rumah, sikap seperti apa yang harus terbangun dalam diri kita?

*Ini adalah pertanyaan sangat sulit, jika kita dapat memahami dan melihat dari sudut Alkitab, apa dan bagaimana persepsi kita mengenai rumah rohani.*

Sebelum kita dapat menentukan sikap, kita harus memahami bahwa *tidaklah mudah diperkenan Allah dan ditunjukNya seseorang menjadi sumber anugerah dan membangun rumah rohani.*  Seorang sumber anugerah harus 1) mendapatkan dan menerima perkataan langsung mengenai panggilannya. 2) Ia telah menerima tongkat estafet dari sumber anugerah diatasnyanya. 

*Nuh melepaskan nubuat bagi Sem, maka terbangunlah kemah-kemah Sem.* Mereka yang hidup dan berada dalam kemah (rumah rohani) menerima warisan benih firman dan benih Kerajaan Sorga dari kemah (rumah rohani) generasi sebelumnya. *Dari satu generasi ke generasi selanjutnya, warisan itu bertambah-tambah nilainya, menjadi pusaka.*

Kejadian 9:26-27 (TB)  Lagi katanya: _"Terpujilah TUHAN, Allah Sem, tetapi hendaklah Kanaan menjadi hamba baginya.  Allah meluaskan kiranya tempat kediaman Yafet, dan hendaklah ia *tinggal dalam kemah-kemah Sem*, tetapi hendaklah Kanaan menjadi hamba baginya." 

*Kemah-kemah Sem, telah menjadi rumah rohani bagi 12 generasi* termasuk merumahi: Yafet, Arpakhsad, Seleh, Eber (Heber/Hebrew, bapa orang Ibrani), Peleg (hidul pada masa peristiwa menara Babel), Rehu, Serug, Nahor, Terah, Abraham, Ishak, dan Yakub.

*Setelah Nuh, Yakub melepaskan lagi nubuat yang sangat dahsyat dan begitu akurat bagi Yehuda (Kej. 49:8-13).*

Kejadian 49:10 (TB)  Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa. 

*Tongkat kerajaan, lambang pemerintahan dan tahta Kerajaan Sorga tercipta di dalam kemah-kemah (rumah rohani) Yehuda.* 

*Demikianlah Yesus juga dilahirkan dalam kemah Yehuda. Yesus dilahirkan di Bethelem-Yehuda (Mikha 5:2).*

Demikianlah nama kota itu sebenarnya di mana kaum Yehuda berdiam di sana (1 Sam 17:12), *dari generasi kepada generasi menghidupi nubuatan dan hidup secara profetik menantikan kedatangan Mesias.*

*Maka sekarang, bagaimana kita bersikap sebagai anak dalam rumah?* Mengingat kita sekarang kita sekarang berada di dalam rumah Kristus. *Mengingat pula, kita adalah generasi terakhir, generasi Kristus, generasi penggenap.* 

Setelah memahami perspektif rumah rohani di mana kita berada sekarang, *lihatlah betapa dahsyatnya dan mulia panggilanNya kepada kita sebagai generasi Kristus.*

*Panggilan dari generasi terakhir bukan lah membangun rumah baru, tapi MENJADI RUMAH bagi KRISTUS.*

Jadi bagaimana kita seharusnya bersikap? *Kita yang sekarang hidup dalam kemah-kemah: kemah pp Jonathan, kemah pp Djonny, kemah ps.Steven Agustinus, dan seterusnya. Namun kita bernaung di dalam  rumah Kristus.*  *Bagaimana pun  kita bersikap, sikap kita akan sama dengan respon kita terhadap firman dan nubuat yang sudah dilepaskan.*

Kita sudah melihat pola-polanya dan bagaimana pola-polanya itu diterapkan dalam kemah-kemah Sem, kemudian dalam *kemah-kemah Yehuda, begitu dahsyatnya sehingga melahirkan Anak Laki-laki, Putera Allah.*   

*Jadi sebenarnya kita tidak memiliki pilihan dalam bersikap kecuali taat dan menantikan perintah*. Karena *hidup dalam rumah berarti berjalan dalam kehidupan profetik,* di mana kita harus selalu mengikuti *kegerakan dan dinamika Roh Kudus*. 

Berjalan secara profetik bertujuan menggenapi seluruh rencanaNya dan kehendakNya sampai kedatangan Yesus Kristus yang kedua, yaitu Kerajaan Sorga menjadi realita di bumi ini. 

*Sikap kita BUKAN PILIHAN kita, tapi harus.*

*1. Sikap kita: sebagai anak harus menjadi   sekualitas (mengalami penyetaraan terus menerus) dengan bapa rohani dan sumber anugerah bagi yang lain supaya kita dapat mengenal siapa Allah bapa rohani kita.* Jangan sampai gagal seperti Salomo. Dia telah mencapai destiny, tapi tidak pernah melihat, apalagi  mencapai garis akhir. 

*2. Sikap kita: harus mau hidup (berpikir dan bertindak) secara profetik, mengalami dinamika ROH KUDUS sebagai MITRA SEJATI berfungsi menjadi generasi PENGGENAP (bukan generasi penerus).*

*3. Sikap kita: harus mengalami transformasi dari tinggal di dalam kemah MENJADI TABERNAKEL, tempat kediaman Allah (to be transformed from TENT to TABERNACLE).* Bukan kita hanya menikmati  berbagai berkat di dalam rumah. Bukan hanya menikmati baitNya, tapi MENJADI BAIT-NYA. 

_Ibrani 8:2 (TB)  dan yang melayani ibadah di tempat kudus, yaitu di dalam kemah sejati (TRUE TABERNACLE), yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia._


Kegagalan Salomo bermula dari  KESALAHANNYA DALAM BERSIKAP meremehkan pesan dari sumber anugerahnya, Daud (1 Taw 28:9). 

Amin.

Postingan populer dari blog ini

Apa Maksudnya dengan CIPTAAN BARU DALAM KRISTUS?

Kor 5:17        Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. Ayat di atas menyatakan bahwa kita adalah ciptaan baru di dalam Kristus. Tapi benarkah demikian?   Dan yang lama sudah berlalu? Sebab kata ‘sesungguhnya’ menunjukkan kita belum bisa melihat yang baru itu. Mari kita telaah. Ef 4:24            dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya. MANUSIA BARU kita telah   diciptakan menurut kehendak Allah SECARA SEMPURNA di dalam KEBENARAN DAN KEKUDUSAN YANG SESUNGGUHNYA yaitu DI DALAM KRITUS YESUS.   KEBENARAN DAN KEKUDUSAN INI TELAH TERUJI yaitu Yesus sendiri yang dalam rupa-Nya sebagai manusia – TELAH TERBUKTI SUDAH MENGALAHKAN DOSA DAN MAUT. Ef 2:10        ...

KEHIDUPAN ZOE Kehidupan Yang Berkelimpahan

Kehidupan Berkualitas Yang Yesus Berikan Yoh 10:10 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup,    dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. gbr: opernarmautralia.org Yesus datang supaya kita akan memiliki kehidupan yang melampaui arus seluruh aspek kehidupan, lebih dari cukup, mencapai setiap bagian dari roh manusia kita, setiap bagian dari alam jiwa kita, pikiran, kehendak dan emosi, mencapai setiap bagian dari tubuh fisik kita, mencapai setiap bagian dari keuangan kita, hubungan dan semua yang berkaitan dengan kehidupan duniawi dan kehidupan spiritual kita. Dalam bahasa Yunani,   ada tiga kata yang berbeda -bios, psuche, dan zoe- diterjemahkan sebagai "hidup", dan masing-masing memiliki arti yang berbeda. Bios – adalah kehidupan biologis kita. Semua makhluk hidup memiliki bios. Bioskop artinya gambar hidup. Biologi ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup. Psuche adal...

KUASA IKAT JANJI (Bagian 2)

Upper Room 180 - 4 Maret 2025 Dr. Jonathan David "Perjalanan ikat janji" adalah perjalanan di mana Allah membawa Abraham masuk ke dalam hubungan yang mendalam, di mana Allah menjadi sumbernya dan berjanji untuk menyertai serta mengubah segala sesuatu di mana pun Abraham berada. Dalam perjalanan ini, identitas Abraham tidak lagi didasarkan pada latar belakang lahiriahnya. Yesus mengatakan ini untuk menekankan bahwa hubungan spiritual berdasarkan ketaatan kepada kehendak Allah lebih penting daripada hubungan darah. Bahayanya adalah jika kita terlalu terikat pada kewajiban dan identitas lahiriah sehingga menghalangi kita untuk menyelesaikan tugas Tuhan. "Penebusan sejati" adalah pembebasan dari diri sendiri, ketakutan, pola pikir lama, dan identitas yang dibentuk oleh hal-hal duniawi. Identitas sejati kita ada di dalam Kristus, dan tujuannya adalah untuk semakin serupa dengan-Nya, melepaskan keakuan agar dapat memperoleh Kristus. Tuhan ingin mengubah bangsa-bangsa mel...

EIDO dan GINOSKO

Yohanes 4:10 Jawab Yesus kepadanya: *"Jikalau engkau tahu (eido) tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu:*  Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup." Gbr: youtube.com Eido di sini artinya memiliki pengetahuan. Mungkin tau dari orang lain atau pernah melihat-Nya. Pernah mendengar khotbah atau melihat perbuatan dan mujizat yang Yesus lakukan. Mereka yang tidak memiliki pengetahuan disebut orang bodoh dan bahkan sebagai pelaku kejahatan, karenanya mereka menolak karunia Allah dan menolak Yesus yang diutus oleh-Nya. Orang bodoh tidak melihat apa yang disediakan Allah dan akan berakhir kepada hidup yang sia-sia walau sesukses apa pun di dunia ini menurut anggapan orang. Yohanes 1:11-12 1:11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. 1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu merek...

Kuasa Ikat Janji – bagian 4: Berjalan dalam Kemitraan

Kuasa Ikat Janji: Berjalan dalam Kemitraan dengan Tuhan Upper Room 182 – 18 Maret 2025 Dr. Jonathan David Khotbah ini menggunakan perjanjian Allah dengan Abraham sebagai contoh utama, menjelaskan bahwa ikat janji (covenant) itu melampaui iman manusia dan berakar pada sifat kesetiaan (faithfulness) Allah untuk menggenapi firman-Nya. Lebih lanjut, ditekankan bahwa keterlibatan aktif dan kepatuhan manusia dalam ikat janji, yang disimbolkan dengan sunat (peran kekuatan dan usaha sendiri manusia dikurangi), mengundang intervensi ilahi yang lebih besar dan memberdayakan umat beriman serta keturunan mereka. Khotbah ini mendorong pendengar untuk mempercayai Allah sepenuhnya dan hidup dalam keselarasan dengan kehendak-Nya sebagai mitra dalam ikat janji. Bagaimana Konsep  ikat janji mempengaruhi hubungan manusia dengan Tuhan? Konsep "kuasa ikat janji" secara fundamental mempengaruhi hubungan manusia dengan Tuhan dengan menjadikannya lebih dari sekadar hubungan biasa, melainkan se...

Preparing the Bride - Session 08

Karakteristik Gereja Sebagai Kekasih Tuhan - Sesi 08 Tema masih membahas tentang karakteristik gereja yang diidamkan Tuhan sebagai kekasih-Nya , menggunakan Kidung Agung dan perumpamaan bunga bakung di antara duri . Analogi utama yang digunakan adalah kisah Gadis Sunem dalam Kitab Kidung Agung dan hubungannya dengan Kekasihnya dan Raja Salomo. Membandingkan kecantikan lahiriah seorang gadis dengan keindahan batiniah yang dikerjakan oleh Tuhan sendiri , menekankan bahwa Allah lebih tertarik pada hati dan kesetiaan rohani daripada penampilan luar atau upaya manusia. Lebih lanjut, Kidung Agung mengilustrasikan prinsip ini melalui kisah Raja Salomo, gadis Sunem, pemilihan Daud sebagai raja, dan ajaran Yesus tentang bunga bakung di ladang , yang menunjukkan bahwa nilai sejati di mata Tuhan terletak pada kualitas batin yang ilahi . Kid 2:1 [Gadis Sunem] Bunga mawar dari Saron aku, bunga bakung di lembah-lembah. 2  —  [Salomo] Seperti bunga bakung di antara duri-duri, demikianlah m...

ROMA 15:1-7

MENANGGUNG KELEMAHAN ORANG YANG TIDAK KUAT 15:1 Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri. 15:2 Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya. 15:3 Karena Kristus juga tidak mencari kesenangan-Nya sendiri, tetapi seperti ada tertulis: "Kata-kata cercaan mereka, yang mencerca Engkau, telah mengenai aku." 15:4 Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci. 15:5 Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus, 15:6 sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus. 15:7 Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemulia...

GALATIA 1:10-24 KELUAR DARI HIDUP YANG SIA-SIA

Galatia 1:10 Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia?  Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus. Sebagai seorang rasul Tuhan, Paulus mengambil SIKAP TEGAS untuk tidak mencari perkenanan manusia. Tujuannya adalah melakukan apa yang Tuhan perintahkan dan menggenapinya. gbr: knowing-jesus.com Ini adalah suatu MASALAH SERIUS dalam hubungan kita dengan Tuhan, sebab Ia adalah Allah yang cemburu. Ketika kita mulai mengandalkan orang dalam hidup kita atau dalam melayani Tuhan, maka kita akan mulai kehilangan pengharapan di dalam Tuhan. Saul sangat mengutamakan orang Israel dibandingkan Tuhan. Ketika Samuel terlambat sedikit datang ke Gilgal, Saul menjadi tidak taat dan mempersembahkan korban bakaran sendiri; karena ia melihat rakyat mulai meninggalkannya. Walau pun Samuel menegurnya dan mengecam perbuatannya yang bodoh, Saul tidak menyesal.  Saul juga...

MENJADI SERUPA DENGAN YESUS KRISTUS

gbr: seperti memiliki DNA spiritual yang sama Menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya atau menjadi serupa dengan Yesus Kristus merupakan tujuan dari panggilan kita sebagai gereja. Menjadi serupa dengan Kristus merupakan takdir / destiny yang sudah ditetapkan Bapa (predestinated). _Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara._  Rom 8:29 _Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya._  Rom 8:30 Membaca berulang-ulang ayat-ayat yang sama mungkin membosankan; tapi saya percaya rahmat Tuhan selalu baru setiap hari, amin! Selalu perkataan Tuhan adalah untuk mengingatkan kita untuk meneguhkan panggilanNya atas hidup kita, sehingga kita dikuatkan. B...

Preparing the Bride - Session 04

Gereja sebagai Kekasih Tuhan Khotbah ini membahas karakteristik gereja yang ideal menurut pandangan Tuhan. Kitab Kidung Agung menjadi fokus utama kita untuk menganalisis hubungan antara mempelai wanita dan kekasihnya sebagai analogi untuk hubungan antara gereja dan Kristus. Kita akan melihat perbandingan Adam pertama dan Adam terakhir dari 1 Korintus, serta peran wanita dalam kejatuhan dari 1 Timotius, untuk menekankan pentingnya kesetiaan dan ketahanan gereja terhadap godaan. Selain itu khotbah ini menggali peran Kristus sebagai Gembala melalui berbagai ayat Perjanjian Lama dan Baru, menyoroti kasih dan pengorbanan-Nya bagi umat-Nya. Tema Utama: Karakteristik Kehidupan Gereja yang Diharapkan Tuhan sebagai Kekasih-Nya Pendahuluan: Pembahasan ini penting bagi pengikut Tuhan dan umat-Nya. Tujuan Tuhan lebih dari sekadar menyelamatkan; Ia ingin gereja menjadi kekasih-Nya yang sejati dan hidup manunggal dengan-Nya. Firman Tuhan (Rhema) membimbing perjalanan iman. Gereja sebagai Kekas...