Tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis
SATE 10 October 2020 -
Bacalah terlebih dahulu: 2 Korintus 10:1-5
Di dalam 2 Korintus 10:1-5, Paulus menjelaskan bahwa bagaimana manusia dapat hidup di dunia tetapi tidak berjuang dengan menggunakan cara dunia ini, dan di dalam ayat ini juga Paulus menjelaskan bagaimana caranya :
§ Mematahkan setiap siasat orang. “casting down imagination” atau di Bahasa aslinya jelas dikatakan untuk hancurkan segala macam pikiran! Pikiran yang bagaimana? Dalam ayat yang sama dikatakan bahwa pikiran yang menentang pengenalan akan Allah, yaitu segala macam prinsip, logika, dan nilai kehidupan yang bertentangan dengan prinsipNya.
§ Merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia. “high things” and “pride” yang berarti untuk menghancurkan setiap hal-hal yang berharga dan setiap kebanggaan di dalam diri sendiri yang selalu merasa ingin unggul dan menonjol dari orang lain, hal tersebut yang harus disingkirkan dalam diri manusia agar tidak berjuang dengan cara-cara dunia ini.
§ Menawan dan menaklukkan pikiran kepada Kristus. Kita harus dapat menawan, menahan, tidak memberikan kebebasan, dan dapat mengendalikan pikiran kita sendiri, dan selalu melihat dan mencontoh ketaatan Kristus.
*#1. Apa yang dimaksud dengan pikiran yang selalu menentang pengenalan akan Allah itu?*
Ini pikiran yang berasal dari si jahat dengan kuasa dosanya sebagai bentuk perlawanan pengenalan akan Allah. Sejak kita lahir benteng-benteng perlawanan itu telah dibangun iblis dalam hidup seseorang di dalam pikirannya, sebab dulu roh kita mati. Namun setelah lahir baru, roh kita yang hidup itu mendapatkan perlawanan iblis. Perlawanan itu berupa khayalan-khayalan yang sia-sia, pemikiran yang muluk-muluk, ambisi, obsesi atau kesombongan; yang dibangun oleh keangkuhan manusia. Cara-cara inilah yang dipakai iblis untuk menjauhkan manusia dari iman dan ketaatan.
Kuasa kemenangan sudah diberikan, kuasa dari dosa dan maut telah dipatahkan, hanya pikiran kita yang harus terus-menerus diperbaharui untuk melawan siasat iblis ini. Inisiatif ada di tangan kita, di dalam hati kita yang baru. Kita harus fungsikan kehendak bebas kita ini supaya condong kepada firman Tuhan dan terus mencari kehadiran dan realita Tuhan dalam hidup kita. Itu maksudnya kita tunduk kepada Allah, baru kita bisa melawan iblis.
_Yakobus 4:7 Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu! 8 Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!_
*#2. Apakah memiliki sikap dari selalu merasa ingin unggul dan menonjol dari orang lain itu adalah hal yang salah?*
Merasa unggul dari orang lain bertujuan untuk menyenangkan daging. Itu hal yang tidak benar. Sebab, daging dengan segala nafsu dan keinginannya harus sudah disalibkan, dimatikan dan ditaklukkan. Yang harus dihidupkan terus menerus adalah manusia baru kita, dengan kehidupan yang berasal dari roh, bukan bersumber dari keinginan jiwani kita. Jika kita masih terus memberikan kesempatan kepada daging, maka bukan tidak mungkin kita kembali kepada kehidupan lama, yakni kehidupan dari daging, sebab berarti kita telah mengekang roh kita. Roh kita adalah tempat Roh Kudus berdiam dan bekerja. Roh kita adalah tempat dimana firman kebenaran itu dibawa Roh Kudus. Kebenaran itu yang akan memproses pikiran dan kehendak kita. Jangan biarkan proses itu menjadi berbalik lagi dari tatanan yang sudah ditata-ulang (roh, jiwa dan tubuh) ketika kita mengalami lahir baru. Dalam hal inilah bisa terjadi pertentangan dan konflik batin kita dengan kebenaran dan dalam pengenalan akan Allah.