Kita Ditetapkan Untuk Menjadi Pemenang Dalam Setiap Kondisi

SATE 18 December 2020  - 

 

Bacalah terlebih dahulu: I Korintus 2:14-16 dan Kejadian 6:5

Apa yang berasal dari Roh Allah itu diterima oleh roh kita. Tetapi roh kita sudah tercampur dengan jiwa kita. Jiwa yang melakukan dosa. Dan jiwa ada pada manusia sehingga kita disebut manusia berdosa. Jiwa yang berdosa shall die. The souls whose sin dies. Manusia pertama dari debu dan tanah. Manusia kedua adalah dari Allah. Yesus juga pernah mengatakan, “Biarlah cawan ini berlalu daripadaKu….” Ini membuktikan bahwa Yesus juga memiliki kehendak bebas karena Dia adalah manusia.

 

Dosa = kehendak, kemauan, keputusan yang menyetujui kepada pencobaan.

Intuisis = kepekaan terhadap Allah.

 

Itulah Allah tetap bekerja sampai saat ini untuk menerangi jiwa kita yang telah berdosa. Kita ditakdirkan untuk menang dalam setiap kondisi. Tubuh kita juga bersuara kepada jiwa kita memberikan komando. Ketika kita lahir baru, maka roh kita yang diperbaharui, tetapi jiwa kita masih ada benteng-benteng musuh.

 

*#1. Bagaimana membedakan pikiran roh dan pikiran jiwa?*

 

Pikiran jiwa selalu membuahkan keburukan dan kejahatan, akhirnya melahirkan dosa, sebab keinginan daging selalu bersuara kepada jiwa. Itu sebabnya kita diminta fokus kepada kehendak roh, maka otomatis keinginan daging itu dibungkam. Kita tidak bisa mengubah sifat dasar dari daging, Tuhan pun tidak ingin mengubahnya karena itu berarti harus mencabut nyawa (menghentikan nafas kehidupan) kita dulu.  

 

Pikiran roh itu membuahkan damai dan sukacita, disertai keinginan yang luhur, murni berdasarkan kehendak dari dorongan Roh Kudus.

 

*#2. Jelaskan perbedaan cara kerja Allah dan cara kerja iblis!*

 

 

Tuhan bekerja selalu dimulai dari dalam roh. Dia berikan kita roh yang baru. Dia berikan Roh Kudus menolong roh kita, membantu kita mewujudkan semua firman, pengharapan dan janji Allah.

 

Cara kerja setan berbeda pada  orang yang sudah lahir baru (orang percaya) dan belum lahir baru (orang dunia).

Setan tetap bekerja bahkan lebih keras menyerang orang percaya. Dia masih mencobai kita lewat pancaindera jasmani kita dan pikiran kita; untuk mencobai dengan keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup manusia; tapi iblis tidak bisa menyentuh roh kita sama sekali, karena di dalam roh kita ada kuasa dan yang lebih besar yakni Roh Kudus.

 

Sebetulnya roh kita sudah tidak bisa juga disentuh oleh kuasa dosa dan maut, apabila tidak atas seijin kita sebagai pemilik rumah dan tidak ada milik setan di dalam kita. Itu sebabnya, roh kita harus kuat dan kecenderungan hati yang dari pikiran harus diselaraskan dengan apa yang baik dan yang berkenan dan sempurna atas kehendak Tuhan (Rom 12:2).

 

Tuan rumahnya tetap kita, tapi kita harus memberikan ruang gerak dan wewenang kepada Roh Kudus menguasai rumah dan hidup kita, dalam ikat-janji – yakni kasih yang semula, ikat-janji kepada Allah sendiri, ditandai dengan sunat rohani (baptisan air dan baptisan Roh, Yoh 3:5) dan dalam ikatan damai sejahtera. Berdasarkan ikat-janji inilah kita ditetapkan untuk menjadi pemenang oleh karena iman; dan bahkan ditakdirkan sejak sebelum kita diciptakan untuk menjadi lebih dari pemenang – dimana penderitaan dan maut pun tidak bisa memisahkan kasih Allah dari kita (Rom 8:35,39).

 

Pada orang dunia, iblis selalu bisa mengobok-obok roh mereka; karena roh mereka tidak bisa berinteraksi dengan Allah, maka iblis menjadi pihak yang selalu merespon dan menjumpai mereka. Tidak aneh manifestasi kerasukan setan masih sering terjadi pada mereka.   Selain itu iblis menggunakan berbagai cara untuk mengobok-obok jiwa mereka dengan berbagai keinginan; termasuk menggunakan agama, intelektualitas dan kekuatan mental mereka.

 

 

AGENDA MANUSIA ATAU KEHENDAK TUHAN - BAGIAN PERTAMA

KEHIDUPAN ZOE Kehidupan Yang Berkelimpahan

Apa Maksudnya dengan CIPTAAN BARU DALAM KRISTUS?

ROMA 15:1-7

EIDO dan GINOSKO

KETEGUHAN HATI

GALATIA 1:10-24 KELUAR DARI HIDUP YANG SIA-SIA

MENJADI SERUPA DENGAN YESUS KRISTUS

TUJUAN UTAMA GEREJA

Pelajaran Alkitab Galatia 4:21-31

Manusia Dibenarkan Karena Iman