Kita bisa sampai pada kesimpulannya, bukan para dewa yang membuat Abram kaya tapi BERKAT
Allah Yang
Mahatinggi. Karena ketika raja Sodom ingin memberikan harta kekayaannya kepada
Abram, Abram
menolaknya, karena dia tidak mau nanti raja Sodom akan berkata, aku telah
membuat Abram menjadi kaya. Selain itu kekayaan raja Sodom itu berasal dari
dewa kekayaan. Kalau Abram menerimanya, maka kekayaannya berasal dari dewa
kekayaan, dewa mamon, dewanya orang Sodom. Ingat Kanaan itu keturunannya Ham
sampai ke Mesir jadi daerah2 yang subur itu mulai dari Babel, dari Kasdim itu
semua didiami oleh keturunan Ham, sampai ke tanah yang berdekatan dengan negeri
Us, tempat tinggalnya AYUB. Ayub dibuat istimewa, dia adalah orang TERKAYA di
wilayah Timur.
Kejadian
12:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari
sanak
saudaramu
dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; 2 Aku akan
membuat
engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu
masyhur; dan
engkau akan menjadi berkat. 3 Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati
engkau, dan
mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi
akan
mendapat berkat." 4 Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN
kepadanya, dan
Lotpun ikut
bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia
berangkat
dari Haran.
Roma 4:18
Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan
percaya,
bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan:
"Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." 19 Imannya tidak menjadi
lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena
usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. 20
Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat
dalam imannya dan ia memuliakan Allah, 21 dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa
untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.
Pokok-pokok
renungan:
1. Setelah Abram meninggalkan Ur Kasdim dan menetap di
Haran, lalu apa yang Allah PERINTAHKAN kepada Abram? (Kejadian 12:1) Apa
artinya PERGI KELUAR dari NEGERIMU, dari SANAK SAUDARAMU dan dari RUMAH BAPAMU?
Apakah ini HANYA PERGI secara FISIK saja?
Perintah Allah: Allah memerintahkan Abram untuk pergi dari
negerinya, sanak saudaranya, dan rumah bapanya menuju negeri yang akan
ditunjukkan-Nya. Makna "Pergi Keluar": Ini bukan hanya tentang
perpindahan fisik. "Pergi keluar" juga memiliki makna spiritual dan
emosional.
Keluar dari zona nyaman: Meninggalkan tempat yang familiar,
budaya, dan keluarga besar yang sudah sangat dikenalnya. Iani beranian dan
iman.
Keluar dari pengaruh lama dan kenang-kenangan: meninggalkan
pengaruh, cara hidup, tradisi keluarga dan budaya atau adat istiadat, yang
mungkin tidak selaras dengan kehendak Allah.
Menyerahkan kendali dan masa depan dan kehidupannya kepada
Allah, dan tidak lagi bergantung pada pendidikan, warisan keluarga atau keahlian
yang sudah turun temurun.
Ini langkah iman yang mengawali perjalanan rohani Abram, di
mana ia harus belajar bergantung sepenuhnya pada Allah.
Jadi bukan hanya fisik, karena menuntut perubahan paradigma
(mindset), perubahan secara sosial dan pergeseran ekonomi, dan permulaan
perjalanan spiritual yang penting.
2. Mengapa Abram harus PERGI KELUAR? Apa RENCANA dan
PANGGILAN Allah atas Abram? (Kejadian 12:2-3)
Allah memiliki rencana besar bagi Abram, yaitu menjadikannya
bangsa yang besar. Allah berjanji membuat keturunan Abram menjadi bangsa yang
besar, bukan hanya individu yang kaya atau hanya terkenal secara pribadi. Allah
berjanji akan memberkati Abram dan
membuat namanya terkenal, bukan dengan kekuatannya sendiri. Abram bukan hanya
diberkati untuk dirinya sendiri, tetapi ia akan menjadi saluran berkat bagi
orang lain.
Jadi panggilan Allah atas Abram adalah untuk menjadi bapa
bangsa dan saluran berkat bagi seluruh bumi. Ini adalah panggilan yang sangat
besar, yang memerlukan ketaatan dan iman. Dikatakan "Pergi Keluar":
supaya rencana dan panggilan ini dapat terpenuhi, Abram harus melepaskan
keterikatan pada masa lalu dan bersedia mengikuti tuntunan Allah sepenuhnya.
Memulai segalanya dari awal yang baru.
3. Bagaimana RESPON Abram terhadap PERINTAH Tuhan untuk
pergi meninggalkan negerinya? (Kejadian 12:4). Umur Abram saat itu sudah 75
tahun dan dia tidak mempunyai anak, mengapa Abram membawa Lot ikut bersama2
dia?
Abram merespons dengan taat. Dia pergi sesuai dengan firman
Tuhan (Kejadian 12:4). Ini menunjukkan iman dan kepatuhannya. Alasan mengapa Abram membawa Lot ada beberapa kemungkinan rasa tanggung jawab keluarga:
Lot adalah keponakan Abram, dan mungkin Abram merasa bertanggung jawab untuk
merawatnya setelah ayah Lot meninggal. Sedangkan, Terah, ayahnya sudah tua.
Abram tidak pernah terpikirkan Lot akan menjadi keturunannya, terbukti ia yang
berinisiatif untuk berpisah tempat tinggal ketika terjadi perselisihan tentang
tanah penggembalaan ternaik. Walau pun Abram belum punya anak, Abram percaya pada janji Allah.
4. Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar.
Hal-hal apa, KONDISI apa yang membuat tidak ada DASAR untuk Abram PERCAYA dan
BERHARAP kepada JANJI Allah ini? Tetapi apa yang membuat Abram tetap BERHARAP
dan PERCAYA bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa? (Roma 4:18-21)
Tidak ada dasar untuk berharap karena KONDISI Abram sudah sangat tua (hampir 100 tahun),
dan dalam usia tersebut, secara alami sangat sulit memiliki keturunan. Juga Sara
itu mandul dan istrinya itu sudah melewati usia subur, sudah berumur hampir 90
tahun.
Jadi secara manusiawi, sangat tidak mungkin bagi mereka
untuk memiliki anak, apalagi menjadi bangsa yang besar. Abram tetap berharap
dan percaya kepada Janji Allah. Abram tidak fokus pada fakta lahiriah dan kondisi
yang mustahil, tetapi pada kesetiaan dan kuasa Allah yang telah berjanji. Walau
mempunyai interpretasi berbeda tentang anak yang dijanjikan Tuhan, ia tidak bimbang
atau ragu terhadap janji Allah. Ia tidak meragukan bahwa Allah berkuasa untuk
melaksanakan apa yang telah dijanjikan-Nya entah bagaimana caranya.
5. Ketika saudara mendapatkan JANJI Tuhan, PERKATAAN Tuhan,
tetapi situasi dan kondisi membuat saudara tidak punya DASAR untuk BERHARAP dan
PERCAYA kepada Tuhan, maka apa yang akan saudara lakukan?
Menghadapi situasi seperti ini, kita bisa belajar dari contoh
Abram. Saya tetap berpegang pada janji Tuhan. Firman Tuhan itu harus direnungkan
kembali dan diimani. Perkataan Tuhan dan janji yang telah kita terima jangan dibiarkan
sampai gugur karena keraguan. Semua akan indah pada waktu-Nya. Sementara saya tetap
fokus pada Allah, bukan pada masalah.
Bil 23:19 Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan
anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak
melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?
Semoga perenungan ini memberikan kita pengertian dan
kekuatan iman dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.