BACA dan RENUNGKAN
Haran.
Yosua 24:2
Berkatalah Yosua kepada seluruh bangsa itu: "Beginilah firman TUHAN, Allah
Israel:
Dahulu kala
di seberang sungai Efrat, di situlah diam nenek moyangmu, yakni Terah, ayah
Abraham
dan ayah
Nahor, dan mereka beribadah kepada allah lain. 3 Tetapi Aku mengambil (LAQAKH =
membawa,
memilih, menangkap. Arti lain = memilih untuk menjadi “istri”, untuk mengawini)
Abraham,
bapamu itu, dari seberang sungai Efrat, dan menyuruh dia menjelajahi seluruh
tanah
Kanaan. Aku
membuat banyak keturunannya dan memberikan Ishak kepadanya.
Kisah Rasul
7:2 Jawab Stefanus: "Hai saudara-saudara dan bapa-bapa, dengarkanlah!
Allah yang
Mahamulia
telah menampakkan diri-Nya kepada bapa leluhur kita Abraham, ketika ia masih di
Mesopotamia,
sebelum ia menetap di Haran, 3 dan berfirman kepadanya: Keluarlah dari negerimu
dan dari
sanak saudaramu dan pergilah ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu. 4 Maka
keluarlah ia
dari negeri orang Kasdim, lalu menetap di Haran. Dan setelah ayahnya meninggal,
Allah
menyuruh dia
pindah dari situ ke tanah ini, tempat kamu diam sekarang;
Kejadian
11:31 Lalu Terah membawa Abram, anaknya, serta cucunya, Lot, yaitu anak Haran,
dan
Sarai,
menantunya, isteri Abram, anaknya; ia berangkat bersama-sama dengan mereka dari
Ur-Kasdim
untuk pergi ke tanah Kanaan, lalu sampailah mereka ke Haran, dan menetap di
sana. 32
Umur Terah
ada dua ratus lima tahun; lalu ia mati di Haran.
Kejadian
12:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari
sanak
saudaramu
dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu;
1. Tentang
Terah dan Abram di Ur-Kasdim. Apa yang FT katakan tentang Terah dan Nahor di
Ur-Kasdim? Yosua 24:2 menyatakan bahwa Terah, ayah Abraham (Abram) dan Nahor,
tinggal di seberang sungai Efrat (Ur-Kasdim) dan mereka beribadah kepada allah
lain (bukan Allah yang benar). Ini menunjukkan bahwa keluarga Abram saat itu
berada dalam lingkungan yang tidak menyembah Allah yang benar.
Siapa yang
mereka sembah dan layani? Mereka menyembah allah lain (berhala), bukan Allah
yang benar.
Apa yang
Allah lakukan kepada Abram? Allah "mengambil" (LAQAKH) Abram dari
seberang sungai Efrat (Ur-Kasdim) dan menyuruhnya menjelajahi seluruh tanah
Kanaan. Kata "LAQAKH" di sini menekankan bahwa Allah memilih dan
memisahkan Abram dari keluarganya dan lingkungannya untuk tujuan-Nya.
Sebelum
memberkati Abram, Allah memanggil dan memisahkannya dari lingkungan penyembahan
berhala di Ur-Kasdim. Ini adalah langkah awal dalam proses pembentukan Abram.
2. Panggilan
Abram vs tindakan Terah
Siapa yang
mendapat panggilan dari Allah? Yang mendapat panggilan dari Allah adalah Abram,
bukan Terah.
Apa yang
Terah lakukan terhadap panggilan Allah kepada Abram? (Kejadian 11:31) Terah
membawa Abram, Lot (cucu Terah), dan Sarai (istri Abram) keluar dari Ur-Kasdim.
Namun, bukannya langsung menuju Kanaan, mereka berhenti dan menetap di Haran.
Tindakan Terah ini menunda dan menyimpangkan rencana Allah bagi Abram. Terah
tidak sepenuhnya taat pada rencana Allah, bahkan mungkin memiliki agendanya
sendiri.
Terah,
meskipun ikut-ikutan berangkat, tapi sebenarnya ia menghalangi ketaatan Abram
kepada panggilan Allah dengan memilih berhenti di Haran.
3. Stefanus
tentang "kematian" Terah
Mengapa
Stefanus mengatakan Terah sudah mati padahal ia masih hidup 60 tahun setelah
Abram meninggalkan Haran? Stefanus menggunakan bahasa kiasan. Terah
"mati" dalam konteks rencana Tuhan. Meskipun ia masih hidup secara
fisik, ia telah mati secara rohani dalam kaitannya dengan rencana Allah bagi
Abram. Ketaatan Abram untuk keluar dari Haran adalah bagian dari panggilan
Allah, dan Terah tidak ikut serta dalam panggilan tersebut. Terah memilih untuk
hidup sesuai keinginannya dan tidak lagi menjadi bagian dari rencana Tuhan bagi
keturunan Abram.
Kenapa Terah
MATI dari RENCANA Tuhan? Terah mati dari rencana Tuhan karena ia tidak mengenal
Tuhan. Ia adalah penyembah berhala. Ia tidak merespon pada rencana Tuhan. Sebenarnya
ia tidak tau apa rencana Tuhan, apalagi kehendak Tuhan, meski pun mungkin Abram
menjelaskannya. Kita harus dapat
membedakan rencana dan panggilan Tuhan. Jadi sebenarnya Terah sama sekali tidak
tertarik kepada rencana Tuhan. Ia
memiliki pikirannya sendiri, memutuskan sendiri, memiliki rencananya sendiri
dan bertindak sendiri. Jadi tidak
melanjutkan perjalanan ke Kanaan itu sesuai kehendaknya. Ia tidak mendukung
ketaatan Abram dalam panggilannya. Ia lebih memilih tinggal di Haran daripada
mengikuti rencana Allah.
"Kematian"
Terah di sini bukan kematian fisik, melainkan kematian dari rencana dan
kehendak Allah.
4.
Konsekuensi Ketidaktaatan Abram
Apa yang
akan terjadi jika Abram tidak taat pada panggilan keluar dari Ur-Kasdim? Jika
Abram tidak taat pada panggilan pertama keluar dari Ur-Kasdim, ia akan tetap
berada dalam lingkungan penyembahan berhala dan tidak akan mengalami
pembentukan dari Allah. Ia tidak akan menjadi "Bapa Orang Beriman"
dan rencana Allah melalui keturunannya tidak akan terlaksana.
Apa yang
akan terjadi jika Abram tidak taat dan tetap tinggal di Haran? Jika Abram tidak
taat pada panggilan kedua untuk keluar dari Haran, ia akan tetap berada di
bawah pengaruh ayahnya dan tidak akan bisa mengikuti rencana Allah. Ikut
terhenti perjalanan rohaninya. Dia juga
akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan janji tanah Kanaan dan menjadi
bapa bangsa yang besar.
Ketaatan
Abram pada panggilan Allah adalah kunci bagi tergenapinya rencana Allah dalam
hidupnya. Ketidaktaatan akan menggagalkan rencana tersebut.
5. Aplikasi
Pribadi: Perintah Tuhan Melalui Bapa Rohani
Pernahkah
saudara mendapatkan perintah Tuhan melalui instruksi atau arahan dari bapa
rohani untuk keluar dari lingkungan/situasi yang bisa menggagalkan destiny?
Pertanyaan ini bersifat pribadi dan memerlukan perenungan diri.
Bagaimana
respons saudara? Respons kita terhadap perintah Tuhan yang disampaikan melalui
bapa rohani adalah krusial. Kita harus mengevaluasi diri apakah kita taat dan
mau keluar dari zona nyaman atau malah menundanya. Perjalanan rohani tergantung
respon kita terhadap rencana dan panggilan Allah. Bila kita tidak merespon atau
merespon secara negatif, maka kita akan menjadi sama seperti Terah.
Proses
Pembentukan: Allah tidak terburu-buru dalam membentuk kita. Ada proses dan
tahapan yang harus kita lalui. Setiap step ketaatan kita diuji Tuhan, seperti
ketaatan Abram keluar dari Haran, dari rumah bapanya. Setiap tahapan itu sangat
penting.
Pengaruh
Lingkungan: Lingkungan bisa sangat memengaruhi kerohanian kita. Penting bagi
kita untuk memisahkan diri dari lingkungan (Ur-Kasdim) yang tidak mendukung
pertumbuhan rohani.
Kematian
Terhadap Daging: Sama seperti Terah, kita juga perlu "mati" terhadap
keinginan daging dan keinginan dunia agar kita bisa sepenuhnya mengikuti
kehendak Tuhan.
Ketaatan
adalah Kunci: Ketaatan pada panggilan dan perintah Tuhan adalah kunci untuk
mengalami berkat dan mencapai destiny yang telah Tuhan tetapkan.
Bapa Rohani:
Allah menggunakan bapa rohani sebagai alat-Nya untuk menyampaikan kehendak dan
arahan-Nya kepada kita.