BACA dan RENUNGKAN Matius 5:5 Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Yesaya 37:16 "Ya TUHAN semesta alam, Allah Israel, yang bertakhta di atas kerubim! Hanya Engkau sendirilah Allah segala kerajaan di bumi; Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi. Ulangan 10:14 Sesungguhnya, TUHAN, Allahmulah yang empunya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit, dan bumi dengan segala isinya; Kisah Para Rasul 7:49 Langit adalah takhta-Ku, dan bumi adalah tumpuan kakiKu.
PENDALAMAN
1. Orang yang memiliki karakter apa yang akan MEMILIKI, MEWARISI BUMI?
Berdasarkan Matius 5:5, orang yang akan mewarisi bumi adalah orang yang lemah lembut.
Menurut KBBI, lembut berarti lunak dan halus (tidak keras); lemas (tidak kaku); lemah (mudah dibentuk, ditekuk); 3 baik hati (halus budi bahasanya); tidak bengis; tidak pemarah: orangnya — dan sopan; suaranya halus dan enak didengar; tidak kasar: — tutur katanya;
2. Sebutkanlah CIRI-CIRI orang yang lemah lembut, yang hatinya lembut?
Orang yang lemah lembut, yang hatinya lembut, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Mudah dibentuk: Mereka tidak keras kepala atau kaku dalam pendirian, tetapi terbuka terhadap koreksi dan arahan.
Mudah bekerja dengan hatinya: Mereka bertindak dengan kasih, kemurahan hati, dan empati terhadap orang lain.
Tidak egois: Mereka tidak mementingkan diri sendiri dan tidak ambisius untuk menguasai atau mendominasi.
Sabar dan pengampun: Mereka tidak mudah marah dan mampu mengampuni kesalahan orang lain.
Rendah hati: Mereka tidak sombong dan tidak menganggap diri lebih baik dari orang lain.
Ternyata orang yang memiliki karakter ini mudah mempelajari dan mengadopsi karakter yang lain. Ia mudah menyerap keunggulan sifat-sifat hati yang Tuhan inginkan dengan menggenapi firman-Nya:
Yeh 36:26 Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.
Ketaatan (pistis) inilah yang membuat diri kita terbangun. Pistis cenderung berarti kepercayaan, dapat dipercaya, kesetiaan, atau keyakinan. Jadi orang yang lemah lembut menyebabkan Yeh 36:26 mudah teraplikasikan di dalam dirinya.
3. Akan memiliki, mewarisi bumi. Siapa yang empunya langit dan bumi dengan segala isinya? Jadi bumi kepunyaan siapa yang dimilikinya?
Berdasarkan Yesaya 37:16 dan Ulangan 10:14, Tuhan Allah adalah pemilik langit dan bumi dengan segala isinya. Jadi, bumi yang akan diwarisi oleh orang yang lemah lembut adalah bumi kepunyaan Tuhan Allah.
Pertanyaan tersirat adalah mengapa orang yang lemah lembut akan mewarisi bumi? Karena kedewasaan iman kita terbangun dan hanya orang yang sudah dewasa secara rohani (huios) saja yang dapat menerima warisan, bukan kanak-kanak.
4. Langit, Sorga adalah tahta-Ku dan BUMI adalah tumpuan kaki-Ku. Apa maksudnya bumi menjadi tumpuan kaki Allah? Kemudian apa implikasinya jika kita mewarisi BUMI yang adalah milik Allah, tumpuan kaki-Nya?
Maksud Bumi sebagai Tumpuan Kaki Allah: Ungkapan "Bumi adalah tumpuan kaki-Ku" dalam Kisah Para Rasul 7:49 menggambarkan kemahakuasaan dan kedaulatan Allah atas seluruh ciptaan. Langit adalah takhta-Nya, tempat kemuliaan-Nya bertahta, sementara bumi, meskipun tampak lebih rendah, juga sepenuhnya berada di bawah kendali dan kekuasaan-Nya. Ini juga menekankan bahwa bumi adalah milik Allah dan tempat di mana kehendak-Nya harus terjadi.
Tumpuan kaki bisa juga mengandung makna: menginjak musuh-musuh di bawah tumpuan kakimu.
Mzm 110:1 Mazmur Daud. Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: "Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu."
Bumi menjadi tempat di mana Tuhan melakukan penghakiman. Ia mendirikan Tahta Penghakiman akan didirikan di bumi ini untuk menjalankan penghakiman. Bukan di sorga, bukan di neraka. Bumi adalah tempat yang netral dan merupakan tempat kejadian perkara (TKP).
Implikasi Mewarisi Bumi yang adalah Tumpuan Kaki Allah:
Tanggung Jawab: Mewarisi bumi yang adalah tumpuan kaki Allah berarti kita menerima tanggung jawab untuk mengelola (manage) dan memelihara bumi dengan bijaksana dan sesuai dengan kehendak-Nya.
Ketergantungan: Kita adalah pengelola yang dipercayakan, bukan pemilik mutlak. Kita harus mengakui bahwa bumi adalah milik Tuhan dan kita harus bertanggung jawab kepada-Nya sebagai pengelola (stewardess).
Kekayaan Spiritual: Warisan ini bukan hanya tentang memiliki sumber daya fisik bumi, tetapi juga tentang memiliki hubungan yang benar dengan Allah, Sang Pemilik bumi, dan hidup dalam kebenaran serta kemurahan hati-Nya. Bumi yang akan diwariskan adalah bumi yang baru, di mana hanya terdapat kebenaran.
2 Ptr 3:13 Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran.
Kuasa dan Otoritas: Sebagai pewaris, orang yang lemah lembut menerima kuasa dan otoritas untuk menjalankan kehendak Tuhan di bumi. Namun kuasa ini dijalankan dengan lemah lembut dan penuh kasih dan keadilan.
Tujuan Kekal: Pada akhirnya, mewarisi bumi ini mengarahkan kita pada tujuan kekal, yaitu bersekutu dengan Allah di bumi yang baru.
Kesimpulan
Orang yang lemah lembut, yang karakternya dibentuk oleh Tuhan, akan mewarisi bumi yang adalah milik Tuhan. Warisan ini bukan sekadar kepemilikan materi, tetapi juga tentang tanggung jawab, ketergantungan, kekayaan spiritual, kuasa yang benar, dan tujuan kekal.
Kiranya perenungan ini dapat memperdalam pemahaman kita tentang arti menjadi orang yang lemah lembut dan bagaimana kita dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah.