Saat Teduh 27 Januari 2025
Jadi IKAT JANJI itu adalah DASAR dan landasan bagi semua berkat. Tidak hanya berkat yang besifat material, juga spiritual.
Ulangan 8:18 Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang
memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini.
Kekuatan untuk memperoleh kekayaan, kita sudah belajar bahwa semua kekayaan itu MILIK Tuhan. Dengan maksud meneguhkan perjanjian, IKAT JANJI, ini sangat penting, kita harus selalu PELIHARA KEPERCAYAAN dan KESETIAAN kepada Tuhan. Kepercayaan dan kesetiaan yg SAMA SEPERTI Abraham. Kebanyakan orang hanya ingin SEPERTI, hanya MIRIP2. Harus SAMA SEPERTI dengan kita mengadopsi ikat janji itu, bukan hanya berharap dan berdoa untuk hidup yang diberkati, tapi harus berdasar pada ikat-janji, menjadi bagian ikat-janji. Ingat ini bukan hanya tentang kekayaan materi. Bukan ikat janji untuk memperoleh kekayaan, tapi dimaksudkan Tuhan untuk menjadi saluran berkat. Maka Dia akan memberikan KEMAMPUAN atau KEKUATAN untuk memperolehnya, Dia juga akan memberikan ANUGERAH untuk MENIKMATINYA. Dan Dia hanya akan memberikan semua itu kepada yg DIPERKENANNYA. Jadi Allah itu mencari siapa yg Dia SUKAI, jangan berkata bahwa Allah itu TIDAK PILIH BULU. Allah itu TIDAK TEBANG PILIH, Dia PILIH BULU, Dia TEBANG PILIH. Betul bahwa Allah mengasihi semua manusia tapi kita harus lihat bahwa Allah itu tebang pilih dan pilih bulu jika itu menyangkut orang yg DISUKAINYA, orang yg DIPERKENANNYA, orang yg DIPERCAYANYA.
BACA dan RENUNGKAN
Ibrani 11:6 Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.
Galatia 3:7 Jadi kamu lihat, bahwa mereka yang hidup dari iman, mereka itulah anak-anak Abraham. 9 Jadi mereka yang hidup dari iman, merekalah yang diberkati bersama-sama dengan Abraham yang beriman itu.
Ibrani 11:8 Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.
Roma 4:18 Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." 19 Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. 20 Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, 21 dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.
PEDALAMAN:
1. Abraham adalah BAPA orang PERCAYA. Bagaimana kita bisa menjadi anak-anak Abraham, KETURUNAN Abraham? Bagaimana kita bisa DIBERKATI bersama-sama dengan Abraham? (Galatia 3:7 & 9)
Menjadi Anak Abraham: Bukan secara fisik, melainkan secara rohani. Galatia 3:7 menjelaskan bahwa kita menjadi anak-anak Abraham jika kita hidup dari iman. Artinya, kita mengadopsi prinsip iman yang sama seperti Abraham, yaitu percaya kepada janji Allah dan hidup berdasarkan keyakinan itu.
Diberkati Bersama Abraham: Galatia 3:9 menyatakan bahwa mereka yang hidup dari iman diberkati bersama Abraham yang beriman. Ini berarti bahwa berkat-berkat yang dijanjikan kepada Abraham (bukan hanya materi, tetapi juga berkat rohani) juga berlaku bagi kita jika kita memiliki iman yang sama kualitasnya. Ini adalah pola kerja Tuhan. Kita menjadi pewaris janji Allah melalui iman kita kepada Kristus, yang merupakan keturunan Abraham secara spiritual.
2. Jadi iman timbul dari pendengaran dan pendengaran oleh firman Kristus. Jelaskan apa maksudnya hidup DARI iman, hidup OLEH iman, hidup DENGAN iman, hidup KARENA iman itu? Apa yang akan kita dapatkan dari Allah kalau kita hidup oleh iman? (Ibrani 11:6)
Hidup dari Iman: Berarti iman adalah sumber dan landasan kehidupan kita. Kita tidak lagi hidup berdasarkan pemikiran, perasaan, keahlian atau pengalaman kita semata, tetapi berdasarkan apa yang Allah firmankan dan perkatakan.
Hidup Oleh Iman: Iman menjadi alat atau cara kita menjalani kehidupan sehari-hari. Kita membuat keputusan, menghadapi tantangan, dan menjalani hubungan berdasarkan prinsip-prinsip iman dan kebenaran yang kita pegang.
Hidup dengan Iman: Iman adalah teman setia yang menemani kita dalam setiap langkah. Kita tidak pernah berjalan sendirian karena kita memiliki keyakinan akan kehadiran dan penyertaan Allah.
Hidup karena Iman: Iman adalah alasan kita hidup. Tujuan hidup kita adalah untuk memuliakan Allah dan menjalankan kehendak-Nya. Iman kita memotivasi kita untuk hidup saleh dan berbuah bagi kerajaan Allah.
Yang Didapatkan dari Allah dengan Hidup Oleh Iman: Ibrani 11:6 menyatakan bahwa Allah memberikan upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. "Upah" di sini bukan hanya materi, tetapi juga perkenanan Allah, berkat-berkat rohani, dan kepastian akan keselamatan kekal. Yang terpenting adalah berkenan di hadapan Allah.
3. IMAN yang tidak disertai PERBUATAN, maka iman itu pada hakekatnya adalah MATI. TINDAKAN atau PERBUATAN apa yang menyertai IMAN nya Abraham? (Ibrani 11:8) Jelaskan hubungan antara IMAN dan KETAATAN, dapatkah keduanya DIPISAHKAN?
Tindakan/Perbuatan Abraham: Ibrani 11:8 menyebutkan bahwa Abraham taat ketika dipanggil untuk berangkat ke negeri yang belum diketahuinya. Tindakan meninggalkan kampung halaman dan keluarga, tanpa mengetahui tujuan akhirnya, adalah bukti konkret dari imannya.
Hubungan Iman dan Ketaatan: Iman dan ketaatan tidak dapat dipisahkan, seperti 2 sisi koin. Iman yang sejati akan menghasilkan ketaatan. Iman bukan untuk tujuan kita, tapi untuk tujuan Tuhan sendiri. Iman bukan sekadar keyakinan dan perbendaharaan spiritual dan intelektual (akal budi) , tetapi juga keyakinan yang mendorong kita untuk bertindak sesuai dengan kehendak Allah. Ketaatan adalah manifestasi dari iman yang hidup. Iman tanpa perbuatan adalah mati, seperti yang dinyatakan dalam Yakobus 2:17 dan 26. Ketaatan menguji keaslian iman dan motivasi hati kita dan menunjukkan bahwa iman kita adalah sungguh-sungguh.
4. Bagaimana Abraham MEMELIHARA KEPERCAYAAN dan KESETIAANNYA kepada Tuhan? (Roma 4:20-21)
Ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan: Roma 4:20 menyatakan bahwa Abraham tidak bimbang terhadap janji Allah karena ketidakpercayaan. Artinya, dia tidak meragukan janji Allah meskipun secara logika tidak masuk akal (tubuhnya sudah tua dan rahim Sara tertutup).
Diperkuat dalam Iman: Abraham justru diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah. Ini menunjukkan bahwa ia terus memelihara imannya dengan berfokus pada janji dan karakter Allah, bukan pada keadaan lahiriah dan keadaan sekitarnya.
Keyakinan penuh: Ia memiliki keyakinan penuh bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan. Keyakinan ini lahir dari pengenalannya akan Allah yang Mahakuasa dan setia.
5. Apa yang akan saudara lakukan untuk memelihara kepercayaan dan kesetiaan yang SAMA SEPERTI Abraham?
Hal-hal yang dapat kita lakukan:
Bergaul dengan Firman Tuhan: Membaca, mengulang mendengar khotbah dan merenungkan Firman secara teratur dan konsisten akan memperkuat iman kita dan membantu kita mengenal karakter dan janji-janji Allah, melalui pengungkapan firman-Nya.
Berdoa dan menyembah: Ini adalah cara kita terus terhubung dengan Allah dan mengenal pribadi Kristus. Melalui doa, kita dapat mengungkapkan iman kita, meminta pertolongan, dan memohon hikmat dari Allah.
Berkomitmen, lebih tepatnya belajar untuk selalu taat: Ketaatan adalah bukti iman. Kenali kehendak Tuhan dan apa pengharapan-Nya pada kita sebagai Gereja, harus memiliki ketetapan hati untuk menaatinya meskipun sulit.
Menyerahkan Kekhawatiran kepada Allah: Percayalah bahwa Allah memegang kendali atas hidup kita. Jangan biarkan kekhawatiran menguasai kita, tetapi serahkanlah semuanya kepada Allah.
Berkumpul (komsel) dengan saudara-saudara seiman: Persekutuan dapat saling menguatkan iman dan mengingatkan kita untuk saling membangun.
Fokus pada Tuhan, Bukan pada Keadaan: Jangan biarkan keadaan sekitar melemahkan dan mencuri iman kita. Banyak hal yang mencoba mendistaksi fokus pada Tuhan dan menjauhkjan hati kita dari-Nya.
Meminta Kekuatan dari Tuhan: Mengakui keterbatasan dan kelemahan diri dan meminta Tuhan untuk memberikan kekuatan dan kemampuan untuk tetap setia.
Dengan melakukan hal-hal ini, kita dapat memelihara kepercayaan dan kesetiaan yang sama seperti Abraham, sehingga kita dapat menjadi anak-anak Abraham secara rohani dan menerima berkat-berkat yang telah Allah janjikan. Ini adalah perjalanan seumur hidup yang memerlukan penyerahan dan ketergantungan penuh pada Tuhan.