Saat Teduh 30 JAN 2025
Allah memberikan kekayaan kepada yang DIPERKENANNYA, yg diperkenanNya itu adalah orang yang hidup OLEH IMAN. Karena iman itu tidak akan membawa kita kepada KEKUATIRAN tentang hidup. Kita harus percaya 100% kepada Allah bahkan harus kita tingkatkan menjadi 200% kepada Tuhan, kita tidak akan ragu. Iman dianugerahkan dalam hidup kita lewat firman Allah, yaitu RHEMA yang kita dengar, iman itu bukan untuk MEMINTA, bukan untuk MENDAPATKAN, tetapi IMAN kalau kita baca dalam kitab IBRANI 11, iman itu adalah untuk BERKORBAN. Kalau kita mau berkorban, itu tandanya kita memiliki iman, itu yg disukai oleh Tuhan. Maka Allah punya DASAR dan ALASAN untuk membuat kita kaya.
BACA dan RENUNGKAN
Amsal 11:24 Ada yang menyebar harta (dengan MURAH HATI) tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa (yang menyimpan untuk diri sendiri lebih dari yang seharusnya) selalu berkekurangan. 25 Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum.
AMP 25 Orang yang murah hati (adalah sumber berkat) akan berkelimpahan dan menjadi kaya. Dan siapa memberi air, dia akan diberi air (akan MENUAI kemurahan hati yang dia taburkan).
PENDALAMAN
1. Orang yang mempunyai karakter seperti apa yang akan semakin BERTAMBAH KAYA? Dan orang yang seperti apa yang SELALU BERKEKURANGAN?
2. Apakah artinya MENYEBAR HARTA itu? Apakah sama dengan menghambur2kan uang untuk diri sendiri? Kenapa orang yang berhemat secara luar biasa akan selalu berkekurangan? Apakah ayat FT ini bertentangan dengan filosofi dunia, hemat pangkal kaya? Jelaskan.
3. Menyebar harta ternyata artinya menyebar benih, harta disamakan dengan BENIH, yaitu benih firman yang sudah menjadi kehidupan makanya dia memiliki kemurahan hati. Apa rahasia hidup berkelimpahan dan menjadi kaya? (Amsal 11:25)
4. Kemurahan hati adalah salah satu BUAH ROH, hasil dari hubungan yang INTIM dengan Roh Kudus. Apa yang akan saudara lakukan untuk membangun karakter MURAH HATI?
1. Karakter yang membawa pada kekayaan dan kekurangan
Yang membawa kekayaan: Orang yang semakin bertambah kaya adalah mereka yang memiliki karakter murah hati. Mereka tidak ragu untuk "menyebar harta" atau berbagi dengan orang lain.
Yang selalu berkekurangan: Orang yang selalu berkekurangan adalah mereka yang menghemat secara luar biasa dan cenderung mementingkan diri sendiri. Mereka menyimpan harta lebih dari yang seharusnya dan tidak rela berbagi atau pelit.
2. Makna "Menyebar Harta" dan Hemat Pangkal Kaya
Menyebar harta: Dalam konteks ini, "menyebar harta" bukan berarti menghambur-hamburkan uang untuk kesenangan pribadi. Ini lebih mengacu pada tindakan berbagi dengan murah hati, memberi kepada orang yang membutuhkan, dan menabur kebaikan dalam bentuk apapun, tanpa pamrih dan motivasi tersembunyi. Ini adalah tindakan yang didasari oleh kasih dan kepedulian terhadap sesama. Tetapi ini tidak sama dengan filantropis, karena mereka berbagi dari kelimpahannya dengan motivasi bermacam-macam, misal demi popularitas, karir politik, pengurangan pajak dan sebagainya.
Menghemat secara luar biasa (pelit) tapi berkurangan: Menghemat secara luar biasa dengan motif keserakahan dan kuatir, hanya untuk diri sendiri justru membuat seseorang selalu merasa kurang. Hal ini disebabkan karena hatinya tidak pernah puas, dan tidak memiliki ruang untuk memberi. Dia terikat pada materi dan ketakutan akan kehilangan, sehingga tidak pernah bisa menikmati berkat yang sudah ada.
Apakah bertentangan dengan filosofi dunia? Ya, ayat ini bisa terlihat bertentangan dengan filosofi dunia "hemat pangkal kaya" jika dipahami secara sempit. Filosofi dunia seringkali menekankan pada menimbun kekayaan sebanyak-banyaknya. Namun, ayat ini mengajarkan bahwa kekayaan sejati bukan hanya tentang materi, tetapi juga tentang kelimpahan hati dan berkat. Hemat untuk tujuan yang benar (misalnya menabung untuk masa depan atau tujuan yang baik) tidaklah salah. Namun, hemat yang berlebihan karena ketamakan dan egoisme, justru akan membawa pada kekurangan.
3. Rahasia hidup berkelimpahan dan menjadi kaya (Amsal 11:24, 25 AMP)
Menyebar harta sebagai benih: Menyebar harta disini diibaratkan seperti menabur benih, bukan sebagai investasi, tapi untuk mengikis keegoisan, kekhawatiran dan ketakutan kita, selain menumbuhkan benih kepercayaan dan penyerahan diri kepada Tuhan. Firman (Rhema) yang kita dengar akan menumbuhkan karakter (buah Roh) yang murah hati - dalam diri kita, dan tindakan memberi itu adalah "pupuk" yang tepat, supaya berbuah dengan rasa yang manis, dari iman yang hidup.
Rahasia kelimpahan: Air melambangkan kehidupan yang mengalir. Rahasia hidup berkelimpahan dan menjadi kaya adalah memberi dengan murah hati. Ketika kita memberi, kita sedang membuka pintu berkat untuk diri kita sendiri. Prinsipnya adalah "apa yang kita tabur, itu yang akan kita tuai." Memberi air (menolong orang lain) akan membuat kita sendiri diberi air (diberkati). Bagi yang suka memberi, kadang mereka merasa, memberi adalah kebutuhan, yaitu kebutuhan untuk mengekspresikan kasih dan terimakasih kita kepada Tuhan.
4. Membangun Karakter Murah Hati
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membangun karakter murah hati:
Membangun keintiman dengan Roh Kudus: Melalui doa, perenungan firman, dan mengikuti pimpinan Roh Kudus, kita akan semakin dibentuk menjadi pribadi yang serupa dengan Kristus, yang penuh kasih dan kemurahan hati.
Mempelajari dan merenungkan Firman: Firman Tuhan mengajarkan kita tentang kasih dan kemurahan hati Allah. Dengan merenungkannya, hati kita akan tergerak untuk melakukan hal yang sama.
Melatih diri untuk memberi: Mulailah dengan hal-hal kecil, memberi kepada orang-orang terdekat, lalu meluas kepada orang lain yang membutuhkan. Berikan dengan tulus tanpa mengharapkan imbalan.
Melawan egoisme: Egoisme adalah musuh utama dari kemurahan hati. Kita perlu belajar untuk mengalahkan ego dan mengutamakan kepentingan orang lain.
Kesimpulan
Kekayaan sejati tidak hanya tentang materi, tetapi juga tentang karakter dan hubungan kita dengan Tuhan dan orang lain. Orang yang murah hati, yang menabur benih kebaikan, akan menuai kelimpahan dalam hidupnya. Kemurahan hati adalah salah satu rasa dari buah dari iman yang hidup, yang tumbuh dari hubungan yang intim dengan Roh Kudus. Tuhan menikmati perbuatan baik oleh Kornelius, berarti Dia menikmati iman kita. Oleh karena itu, marilah kita terus berusaha untuk membangun karakter murah hati dan menjadi berkat bagi sesama.