BACA dan RENUNGKAN
Kejadian 12 ayat 1 sampai 3 ini adalah RANCANGAN Tuhan melalui hidupnya Abram maka kataMEMBERKATI itu Allah yang harus MEMPROSESNYA, supaya ayat 1 sampai 3 itu bisa terwujud,
makanya imam Allah Yang Mahatinggi Melkisedek waktu bertemu dengan Abram, dia jauh lebih
spiritual sehingga bisa melihat jauh ke depan dan dia berkata, diberkatilah Abramnya Allah Yang
Mahatinggi, berarti dia melihat di alam roh. Tidak ada yang tersembunyi di dalam alam roh apa yang
Allah kerjakan. Kita bisa saja menyembunyikan dosa kita terhadap bapa rohani, berbohong atau apa
saja tapi kita tidak bisa menyembunyikan apapun di dunia spiritual. Allah bisa melihat, malaikat tidak
bisa melihat tapi orang2 yang selalu BERJALAN dalam IMAN dia mampu melihat. Jadi IMAN itu
seperti INDERA untuk melihat SESUATU SUDAH TERJADI di ALAM ROH dan SEDANG DIPROSES kepada DUNIA FISIK. Kita selalu bersukacita setelah melihat di dunia fisiknya. Seharusnya kita bersukacita karena IMAN kita sudah melihat itu sudah terjadi di alam roh meskipun mungkin itu terwujudnya setelah kita mati, tidak masalah karena itu pasti terwujud, karena Allah tidak pernah berbohong. Sering kita mengklaim, kita harus melihatnya SEMASA HIDUP kita, berarti kita belum melihatnya di alam roh, kita ingin bahwa itu harus menjadi REALITA semasa hidup kita berarti kita tidak punya IMAN.
Ayat-ayat Kunci:
Ibrani 11:8 KARENA IMAN Abraham TAAT, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan
Kejadian 24:1 Adapun Abraham telah tua dan lanjut umurnya, serta diberkati TUHAN dalam segala
Pokok-pokok renungan:
1.
Perkara Mudahkah bagi Abraham?
Tidak, sama sekali tidak mudah
bagi Abraham untuk meninggalkan negerinya, sanak keluarganya, dan rumah
bapanya. Ia sudah mapan, makmur, dan nyaman. Meninggalkan semua itu adalah
tindakan yang sangat sulit dan beresiko, suatu keputusan yang “berani” karena
kelihatannya semua resiko itu akan merugikan Abram dan menguras emosi dan
pikirannya.
Yang membuat Abram taat: Yang
membuat Abram taat adalah imannya telah bangkit walau pun Allah harus
memprosesnya lagi, lewat pengalaman dan perjalanan rohani, supaya imannya lebih
kuat lagi. Ia percaya bahwa Allah yang
memanggilnya dan memiliki rencana yang lebih besar untuk hidupnya. Abraham
tidak mengandalkan pemahamannya sendiri, melainkan sepenuhnya pada Allah.
Apakah abraham tahu tempat
tujuannya? Tidak, Abraham tidak tahu tempat yang akan ia tuju. Ia berangkat
dengan iman, mengandalkan pimpinan Allah.
2.
Yang membuat Abraham percaya: Abraham percaya
bahwa yang berbicara, memanggil, dan menyuruhnya pergi adalah Allah karena ia
memiliki hubungan pribadi yang “cukup” mendalam dengan Allah. Dan Allah terus
membimbingnya step by step, termasuk intervensi Tuhan melalui imam besar-Nya,
Melkisedek. Ia telah mengalami penyertaan Allah sebelumnya dan mengenal
suara-Nya.
Terhadap apa abraham tidak ragu?
Abraham tidak pernah ragu atau bimbang terhadap janji Allah. Ia percaya bahwa
Allah adalah setia dan berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah
dijanjikan-Nya. Ini suatu ketetapan hati yang luarbiasa, walau pun Abram masih
memiliki banyak kekurangan, tapi Tuhan terus mengoreksi hidupnya. LEWAT
PERJALANAN ROHANI, imannya, keyakinannya, dan kepercayaannya kepada Allah. PENGALAMAN
dibawah BIMBINGAN TUHAN memperkuat
imannya dari waktu ke waktu.
Bukti iman Abraham yang meningkat
adalah ketaatannya yang terus-menerus kepada Allah, bahkan ketika perintah itu
tidak masuk akal atau sulit dipahami. Ia juga semakin berani dan yakin dalam
menghadapi berbagai tantangan. Abraham percaya bahwa Allah adalah Mahakuasa dan
setia pada janji-Nya (sebagai Allah El Shaddai). Ia percaya bahwa Allah akan
memberkati dan memimpin hidupnya, menjadi pelindungnya (shield), sebagaimana
janji dan perkataan Allah, ketika Allah menjumpainya (Kej 15:1). Ia percaya bahwa
Allah memiliki rencana yang indah bagi masa depannya dan keturunannya (Kej
15:4-6).
3.
Yang membuat allah semakin percaya: Selain
ketaatan Abraham, hal lain yang membuat Allah semakin percaya kepada Abraham
adalah pilihan Abraham untuk mendidik anak-anaknya dan keturunannya supaya
tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN dengan melakukan kebenaran dan
keadilan. Panggilan Abraham bukan hanya membuat ia taat pada dirinya sendiri,
tetapi ia juga bertanggung jawab atas kehidupan spiritual keluarganya.
4.
Apa bukti kepercayaan Allah kepada Abraham
meningkat? Salah satu bukti bahwa tingkat kepercayaan Allah kepada Abraham
semakin meningkat adalah berkat yang melimpah yang diberikan Allah kepada
Abraham. Abraham diberkati dalam segala hal, menjadi kaya raya, dan memiliki
banyak keturunan. Ini adalah bukti bahwa
Allah memenuhi janji-Nya kepada Abraham dan bahwa Abraham telah menjadi alat
yang berharga di tangan Allah. (Kejadian 24:1, 34-35).
5.
Menjadi kepercayaan Tuhan: yang harus dilakukan
untuk menjadi kepercayaan Tuhan, kita perlu meneladani Abraham dalam iman dan
ketaatan dengan motivasi dan hati nurani yang murni. Kita perlu membangun
hubungan pribadi yang dekat dengan Tuhan, mendengarkan suara-Nya, dan taat pada
perintah-Nya, bahkan ketika keadaannya itu sulit atau tidak masuk akal.
Hubungan dengan ketaatan dan iman:
Hubungan antara ketaatan dan iman sangat erat. Iman yang sejati akan
menghasilkan ketaatan, dan ketaatan akan memperkuat iman kita. Semakin kita
taat pada perintah Tuhan, semakin kita melihat Dia bekerja dalam hidup kita,
dan semakin kita percaya kepada-Nya. Iman bukan hanya sekadar kepercayaan
intelektual, apalagi soal untung rugi, tetapi juga komitmen aktif untuk
mengikuti pimpinan Tuhan. Kita perlu percaya bahwa Allah dapat dipercaya dan janjiNya
pasti digenapi, baik semasa hidup kita atau setelah kita mati.
Kesimpulan:
1. Iman bukan bicara soal sorga dan neraka, bukan bicara berkat dan kutuk, bukan soal pintar dan bodoh (intelektualitas). Iman melampaui kehidupan duniawi: Iman yang sejati tidak terikat pada keinginan untuk melihat janji Allah terwujud selama hidup kita. Iman percaya bahwa janji Allah pasti terwujud, entah dalam kehidupan ini atau kehidupan yang akan datang; yakni lewat keturunan spiritual (anak-anak spriritual).
2.
Yesus tidak pernah menjanjikan sorga, tapi hidup
yang kekal. Kekekalan bukan hanya setelah kita mati, tapi justru dimasa hidup
kekekalan itu harus diperoleh dari yang mengaruniakannya.
3.
Kisah Abraham adalah kisah tentang iman yang
luar biasa dan ketaatan yang radikal. Ia adalah contoh bagi kita semua tentang
bagaimana hidup dalam kepercayaan penuh kepada Allah, justru ketika kita tidak tahu apa yang akan terjadi
di masa depan.
4. Iman bertumbuh secara progresif dalam setiap aspek hidup kita. Jangan membiarkan iman kita terlantar dan mandeg. Iman kita bertumbuh dengan senantiasa taat pada kehendak-Nya. Dengan demikian, kita dapat menjadi orang-orang yang dipercaya oleh Tuhan dan menjadi berkat bagi sesama.
5.
Melihat contoh kehidupan Abraham tanpa melihat
perjalanannya dengan pengertian dan pemahaman, berkat Abraham menjadi hal yang
disalahartikan oleh banyak orang percaya Tuhan.
Mereka beranggapan jika Allah ada perkenanan Allah, maka otomatis kita
menjadi orang kaya. Sebaliknya tanpa perkenanan Allah kita tetap jadi orang miskin.
6.
Alam roh dan iman: realitas rohani mendahului
realitas fisik. Iman adalah indera untuk melihat realitas yang SUDAH terjadi di
alam roh, meskipun belum terwujud secara fisik. Itu sebabnya penting untuk
mendapatkan REALITAS kehadiran Tuhan dalam hidup kita ketika kita mengejar Dia
dalam saat teduh kita pagi hari.
7. Iman bertumbuh dalam PERJALANAN dan PENGALAMAN ROHANI, bukan melarang ini dan itu. Tanamkan prinsip-prinsip kebenaran pada anak-anak kita dan biarkan ia mengalami perjumpaan dengan Tuhan lewat perjalanan rohaninya secara pribadi. Tanpa perjalanan rohani Abram tidak menjadi Abraham, Yakub tidak akan menjadi Israel, Daud tidak akan mengalahkan Goliat, bahkan anak bungsu tidak akan dikenakan jubah, cincin dan ikat-pinggang.