Menginternalisasi Firman Tuhan Menjadi Daging (INTERNALIZING THE WORD TO BECOME FLESH) - Dr Jonathan David
RINGKASAN THE UPPER ROOM #57 12/03/2022
Konteks: Kotbah ini berfokus pada pentingnya
menginternalisasi Firman Tuhan. Firman bukan hanya tentang pemahaman
intelektual, tetapi menjadikannya bagian aktif dan integral dari kehidupan
seorang Kristen. Ini bukan hanya tentang membaca atau mendengar Firman, tetapi
tentang membiarkannya mengubah, membimbing, dan menguasai hidup kita. Dikatakan
Firman itu telah menjadi daging, sebab kuasa Firman telah terjadi dari roh
sampai kepada jiwa atau daging kita. Ini adalah proses transformatif yang
mengarah pada pemanifestasian kuasa dan kemuliaan Tuhan.
Konsep-Konsep Kunci:
Firman yang Hidup
dan Aktif:
Firman Tuhan adalah hidup, aktif, dan kuat. Itu bukan
sekadar kata-kata di atas kertas, tetapi kekuatan yang mampu mengubah kehidupan.
Firman tersebut harus hidup di dalam diri kita. Ia adalah Pribadi dan kekuatan
hidup yang dapat membawa perubahan, memberikan
dan , pertumbuhan dan persekutuan dengan Tuhan. Ketika Firman dipegang, Firman
itu akan memegang hidup kita.
Firman memisahkan antara jiwa dan roh, sehingga kita dapat
berjalan dalam Roh, bukan dalam daging.
Karakteristik Firman:
Tajam: Memisahkan
jiwa dan roh, menyingkap kebenaran yang tersembunyi.
Presisi: Akurat,
tidak kompromi, dan selalu tepat sasaran.
Memisahkan:
Membedakan antara jiwa dan roh, daging dan Roh.
Menilai:
Mengevaluasi hati, pikiran, dan tindakan kita.
Menerangi:
Memberikan terang dan petunjuk di jalan hidup kita.
Membawa
Persetujuan Surgawi: Memungkinkan kita untuk diuji dengan Firman dan dibenarkan
di hadapan Tuhan.
Kuasa Firman Kerajaan:
Membawa
kuasa untuk mengubah dan membebaskan dari berbagai bentuk ikatan.
Mengalahkan
oposisi dan membawa kemenangan dalam hidup.
Mengalahkan
kekhawatiran dan pengaruh dunia.
Internalisasi
Firman (Menjadi Manusia Daging): Proses ini adalah tentang mengubah Firman
menjadi bagian dari diri kita, bukan hanya informasi yang disimpan di pikiran.
Ini adalah tentang mewujudkan Firman dalam setiap tindakan
dan keputusan kita.
Reformasi dan Pembangunan:
Reformasi dan Pembangunan Berbeda. Reformasi sejati bukan
hanya memperbaiki yang lama, tetapi menciptakan sesuatu yang baru, yang lebih
luas dan mampu berkembang. Reformasi mengembalikan kita pada pola dan struktur
orisinil Kerajaan Allah. Ini adalah tentang menjadi generasi pembangun yang berani
keluar dari model lama dan membangun model yang baru dan lebih luas.
Reformasi sejati akan melahirkan generasi yang berbeda, yang
mampu membangun di atas model yang baru, bukan hanya mengulangi model lama.
Reformasi juga mengembalikan pola dan struktur yang asli.
[Catatan blogger: Kristus melakukan hal reformasi dalam
segala aspek kehidupan dalam tiap tingkatan. Ia memulainya di bumi sampai Ia
memperoleh kemenangan. Barulah Ia membereskan tantanan di sorga sampai di
neraka. Iblis tidak bisa lagi mendakwa manusia seperti ia mencobai Ayub. Terjadi
peperangan di sorga dan iblis serta para pengikutnya telah diusir dari sorga.
Di bumi Ia melahirkan keturunan baru (new breed, ciptaan baru) atau generasi
lama. Mereka yang tidak percaya kepada-Nya tetap menjadi generasi lama, yaitu
generasi Adam yang hidup hanya secara jiwani. Mereka tetap keturunan yang
digambarkan seperti debu tanah. Mereka menjadi sasaran empuk si ular yang
adalah gambaran iblis, karena makanan ular adalah debu tanah. Tapi mereka yang roh telah dilahirkan kembali,
hidup sebagai ciptaan baru, menjadi generasi Kristus.]
Kuasa dan
Teknologi Kerajaan:
Reformasi melepaskan “teknologi” Kerajaan Allah, yaitu kuasa
dan kemampuan ilahi untuk memperluas pengaruh-Nya di bumi. Kota-kota yang
"runtuh" (tidak berfungsi) adalah tempat di mana kuasa ini akan
dilepaskan untuk pembangunan dan perluasan.
Pengumpulan Jaringan Roh yang Sefrekuensi:
Reformasi akan menarik orang-orang yang memiliki frekuensi
roh yang sama dan menghubungkan mereka bersama menjadi satu tubuh.
Ini adalah
tentang persekutuan dan kemitraan yang didasarkan pada Roh, bukan hanya
kesamaan intelektual. Orang-orang ini
akan saling menguatkan dan mendukung dalam tujuan Allah.
Nubuatan sebagai Tujuan Tuhan:
Nubuatan
adalah bagian dari rencana Tuhan, menuntun dan membimbing kita ke tujuan yang
Ia tetapkan. Nubuatan memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang kehendak
dan rencana Tuhan.
Dampak Internalisasi Firman:
Firman yang diinternalisasi akan memisahkan yang benar dan
yang salah / jahat, membawa kita pada kebenaran, dan menjadi tajam dalam
membedakan yang baik dan jahat, untuk melawan ketidakbenaran.
Firman yang Tajam
dan Menilai:
Firman Tuhan tajam, akurat, dan tidak berkompromi. Firman
tersebut juga menilai, menegakkan standar, dan menjadi penerang bagi jalan
kita, menjadi penuntun hidup kita. Membawa kita pada kemuliaan dan kedewasaan
rohani.
Penabur dan Penerima Firman:
Ada tanggung
jawab pada kedua pihak, penabur (yang menyampaikan Firman) dan penerima (yang
mendengar). Penabur bertanggung jawab atas kualitas benih yang ditaburkan
(Firman).
Penerima harus menerima dengan hati yang baik, bertanggung
jawab atas kualitas hati mereka dan menolak pencobaan yang bisa mencuri Firman
tersebut. Penerima yang baik akan menerima Firman dengan sukacita dan
membiarkannya berakar. Pencobaan (dunia, kekhawatiran, kekayaan) dapat mencuri
Firman jika tidak dipegang dengan benar.
Firman Kerajaan dan Kuasa:
Firman Kerajaan membawa kuasa untuk mengubah, menaklukkan
oposisi, dan mengalahkan kekhawatiran dan dunia.
Proses Internalisasi Firman:
Proses ini adalah tentang membuat firman menjadi bagian dari
diri kita, mewujudkannya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Bagaimana Menginternalisasi Firman:
Memiliki akses ke Firman yang benar.
Menerima Firman dengan bersukacita.
Mengizinkan Firman berakar dalam
hati.
Menjadikan Firman sebagai standar
hidup (SOP).
Memperkatakan apa yang dipercayai.
Menolak pencobaan yang membuat kita
menyerahkan Firman.
Menggunakan Roh Pengertian untuk
mengaplikasikan kebenaran.
Memiliki Akses yang Benar:
Memiliki
sumber Firman yang sehat dan jelas. Mencari seorang "penabur" yang
tepat dan berkualitas.
Menerima dengan Bersukacita:
Menerima
Firman dengan hati yang terbuka dan penuh semangat. Menerima Firman sebagai
sesuatu yang berharga dan bukan hanya sebagai informasi.
Mengizinkan Firman Berakar:
Membiarkan
Firman meresap ke dalam setiap aspek kehidupan kita.
Menghilangkan
keraguan dan ketakutan sehingga Firman dapat berakar.
Menjadikan Firman SOP (Standar Operasional Prosedur):
Membiarkan
Firman memimpin dan mengarahkan setiap langkah dan keputusan kita.
Menjadikan
Firman sebagai "konstitusi" hidup kita.
Memperkatakan Apa yang Dipercayai:
Memperkatakan
Firman dengan iman dan keyakinan.
Menolak
untuk menyerah pada keraguan dan ketakutan.
Menyatakan
kebenaran Firman ke dalam kehidupan kita dan dunia sekitar.
Menolak Pencobaan:
Menolak
setiap bentuk pencobaan yang dapat membuat kita menyerahkan Firman.
Memegang
Firman dengan teguh dalam menghadapi kesulitan.
Mengenali
pencobaan dalam berbagai bentuk (penderitaan, kekayaan, gaya hidup duniawi).
Menggunakan Roh Pengertian:
Mengaplikasikan
kebenaran Firman dengan hikmat dari Roh Kudus.
Menggunakan
Firman sebagai alat untuk membedakan yang benar dan salah.
Mengaktifkan Firman:
Firman yang
sudah ada dalam diri kita harus diaktifkan, dan ini dilakukan dengan
memperkatakannya, mempercayainya, dan mengizinkannya mengambil alih hidup kita.
Perkataan:
Perkataan
kita adalah alat untuk mengaktifkan Firman yang ada dalam diri kita. Kita harus
memperkatakan kebenaran Firman, bukan ketakutan atau keraguan.
Pentingnya Mulut
dan Perkataan:
Mulut kita adalah titik aktivasi kuasa, dan kita harus
hati-hati dengan apa yang kita perkatakan. Kita harus memperkatakan Firman
untuk melihat kemuliaan Tuhan dan mujizat.
Kuasa Mulut: Mulut kita adalah titik aktivasi kuasa dan kita
harus berhati-hati dengan apa yang kita perkatakan.
Janji Tuhan dan Warisan:
Tuhan akan
membangun hidup kita dan hidup keturunan kita, dan warisan yang kita tinggalkan
akan terus berlanjut. Warisan yang kita terima dari Tuhan adalah warisan yang
juga akan dirasakan oleh keturunan kita.
Menilai
Diri: Kita bisa menilai diri kita sendiri dengan Firman, sehingga Roh Kudus
tidak perlu lagi menginsafkan kita dari dosa.
Memperkatakan
dari Hati: Perkataan kita harus lahir dari hati yang dipenuhi dengan Firman.
Menolak
Dunia: Kita tidak boleh mengandalkan sistem dunia, melainkan iman kita.
Memilih
Kemitraan: Bersekutu dengan Roh Kudus dan membiarkan-Nya memimpin setiap
langkah kita.
Kesimpulan dan Pesan:
Ini adalah
panggilan untuk transformasi total melalui Firman Tuhan. Bukan hanya menghafal,
tetapi benar-benar mengalami dan mewujudkan Firman itu dalam setiap aspek hidup
kita. Dengan menginternalisasi Firman, kita tidak hanya akan menjadi penerima
berkat, tetapi juga agen perubahan yang membawa kuasa dan kemuliaan Kerajaan
Allah ke bumi.
Pesan Akhir:
Orang Kristen didorong untuk tidak hanya menjadi pendengar
Firman, tetapi juga pelaku Firman. Kita harus mengizinkan Firman Tuhan untuk
mengubah kita dan membawa kita lebih dekat kepada-Nya. Kita harus berani
menginternalisasikan Firman itu, menjadikannya bagian aktif dari hidup kita
sehingga memanifestasikan kuasa dan kemuliaan Tuhan.
Semoga ringkasan ini bermanfaat! Jika ada pertanyaan lain,
jangan ragu untuk bertanya.