Ringkasan dari sesi 5 – TLC Medan 27-30 Des 2025
Sesi ini membahas bagaimana Firman Tuhan (Rhema), yang
diterima melalui Roh Kudus, bergerak dalam diri kita hingga akhirnya diucapkan
melalui mulut. Proses ini tidak instan, melainkan melalui beberapa tahap, di
mana jiwa (terutama pikiran) menjadi penghalang utama.
Rm 10:8 Tetapi apakah
katanya? Ini: "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di
dalam hatimu." Itulah firman iman, yang kami beritakan.
Poin-Poin Penting:
Firman Logos dan Rhema:
Logos: Firman tertulis, pengetahuan tentang Firman, Pribadi
Firman itu sendiri.
Rhema: Firman yang hidup, bergerak dalam roh, memiliki kuasa
dan substansi ilahi. Firman Rhema (firman iman) pertama kali ada di roh kita
karena Roh Kudus memiliki kebebasan di dalam roh kita.
Proses Firman Rhema:
Firman Rhema yang ada dalam roh kita, melalui Roh Kudus,
akan melewati jiwa (pikiran, perasaan, kehendak) untuk akhirnya keluar melalui
mulut.
Penghalang utama dalam proses ini adalah jiwa, terutama
pikiran.
Firman yang keluar dari mulut bukan sekadar hafalan ayat
atau pemikiran, tetapi hasil produksi Roh Kudus melalui roh kita.
Yoh 16:13 Tetapi
apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh
kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi
segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan
memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.
Yohanes 16:13 (Roh Kebenaran):
Roh Kudus adalah Roh Kebenaran yang akan memimpin kita ke
dalam seluruh kebenaran. Kebenaran ini diaplikasikan menjadi hidup dan dinilai
benar oleh Tuhan. Pekerjaan Roh Kudus ini terjadi dalam diri kita, bukan hanya
saat kita melayani atau berkhotbah.
Why 2:7 Siapa
bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada
jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan
yang ada di Taman Firdaus Allah."
Wahyu 2:7 (Barangsiapa Menang):
"Menang" di sini bukan hanya tentang mengalahkan
setan atau dunia, tetapi mengalahkan diri sendiri (kehendak/ego).
Proses Firman Rhema terjadi dalam diri kita, dan jika kita
menang (membiarkan proses itu berjalan, membebaskan Roh Kudus bekerja, bukan
pikiran), kita akan diberikan "makan dari pohon kehidupan"
(persekutuan dengan Tuhan).
Yes 59:21 Adapun Aku,
inilah perjanjian-Ku dengan mereka, firman TUHAN: Roh-Ku yang menghinggapi
engkau dan firman-Ku yang Kutaruh dalam mulutmu tidak akan meninggalkan mulutmu
dan mulut keturunanmu dan mulut keturunan mereka, dari sekarang sampai
selama-lamanya, firman TUHAN.
Yesaya 59:21 (Ikat Janji Tuhan):
Tuhan berjanji untuk menaruh firman-Nya di mulut kita, suatu
proses yang dimulai dari roh. Firman itu tidak akan meninggalkan mulut kita,
keturunan kita, dan keturunan mereka sampai selama-lamanya. Tuhan bekerja
dengan cara-Nya sendiri untuk memindahkan firman dari roh ke mulut.
Rm 10:9 Sebab jika
kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam
hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu
akan diselamatkan.
Roma 10:9 (Pengakuan Mulut):
Pengakuan dengan mulut bahwa Yesus adalah Tuhan harus
didasari oleh iman dalam hati. Hati di sini merujuk pada hati nurani, yang
merupakan bagian dari roh dan jiwa. Pengakuan mulut adalah tindakan sukarela
yang dipengaruhi oleh Roh Kudus.
Penghalang Utama: Pikiran
Pikiran adalah tempat iblis berdompleng dan menghalangi kita
mencapai destiny (tujuan) kita dalam Tuhan. Pikiran adalah organ terberat yang
harus "ditaklukkan" dalam proses firman Rhema.
Contoh kasus Petrus (Matius 16:13-23) : Allah telah
menyatakan melalui roh Petrus bahwa Yesus adalah Mesias, lalu dia menjadi batu
sandungan karena pemikirannya saat menolak Yesus menderita dan mati.
Memelihara Kemenangan:
Proses Firman Rhema bukanlah proses sekali jadi. Kita harus
terus memelihara kemenangan dan tidak lalai.
Kesimpulan:
Firman Tuhan memiliki kuasa transformatif (kuasa mengubahkan
orang) dalam diri kita. Untuk mengalami kuasa itu, kita perlu memahami
prosesnya, yaitu bagaimana Firman Rhema bekerja dari roh, melewati jiwa, hingga
akhirnya terucap melalui mulut. Pikiran kita adalah penghalang utama dalam
proses ini (tembok Yerikho), sehingga kita perlu terus menerus membiarkan Roh
Kudus mengendalikan dan memperbaharui pikiran kita agar kita bisa mencapai
destiny kita dalam Tuhan.
Sesi ini juga menekankan pentingnya kemenangan atas diri
sendiri, khususnya dalam hal ambisi dan ego, untuk benar-benar mengalami
perkenanan dan kuasa Tuhan.